RI Gunakan Obat Malaria untuk Penyembuhan Virus Corona, WHO: Penelitian Vaksin Masih 12 Bulan Lagi

29 Maret 2020, 12:11 WIB
Petugas menunjukkan obat Chloroquine yang akan diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu 21 Maret 2020. /- . - Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra/pras.

PIKIRAN RAKYAT – Kasus virus corona pertama kali dikonfirmasi oleh Indonesia pada awal Bulan Maret 2020.

Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan pengumuman adanya kasus pertama dan kedua di tanah air pada Senin, 2 Maret 2020 silam.

Sejak pengumuman adanya kedua kasus tersebut oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu, Indonesia mengalami peningkatan jumlah pasien yang terjangkit virus asal Wuhan, Tiongkok ini setiap harinya.

Baca Juga: Update Virus Corona di Bekasi: 48 Warga Positif dan 2 orang Sembuh

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.com hingga Sabtu, 28 Maret 2020 lalu jumlah kasus virus corona atau COVID-19 berjumlah 1.155 positif dan 102 orang telah meninggal dunia akibat pandemi ini.

Dalam keterangannya pada beberapa waktu lalu, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan klorokuin atau obat bernama resmi Chloroquine dan juga Avigan merupakan bentuk ikhtiar menyelamatkan warga Indonesia dari virus mematikan itu.

Salah satu perusahaan BUMN di sektor farmasi yakni PT Kimia Farma telah memiliki sekitar 3 juta butir obat malaria itu.

Baca Juga: Usai Dua Bulan Diisolasi, Subway di Wuhan Kembali Beroperasi

"Kalau satu pasien membutuhkan sekitar 50 butir setidaknya ada 60 ribu pasien yang bisa mendapatkan obat ini. Kalau memang efektif, tentunya PT Kimia Farma akan memproduksi kembali," ujarnya.

Selain klorokuin, BUMN juga tengah mengajukan pengadaan obat Avigan yang berasal dari Jepang, jika dibutuhkan Kementerian BUMN bersama kedutaan Besar Indonesia di Tokyo telah meminta pihak produsen untuk menyediakan bagi Indonesia.

"Avigan sekarang ini sudah diminta oleh banyak negara untuk mengobati mereka yang terjangkit virus corona," sebut Erick.

Baca Juga: Peneliti Sebut Kematian Akibat Virus Corona Hingga 40 Juta Jiwa Jika Masyarakat Abai

Berdasarkan laporan terbaru, Badan Kesehatan Dunia atau yang lebih dikenal dengan World Health Organization (WHO) meminta kepada seluruh negara dunia agar tidak menggunakan terapi apapun yang belum teruji efektif dalam pengobatan virus corona.

“Vaksin masih setidaknya 12 hingga 18 bulan lagi, Sementara itu, kami meminta individu dan negara untuk tidak menggunakan terapi yang belum terbukti efektif dalam pengobatan COVID-19,” tulis WHO dalam keterangan resmi melalui akun twitternya.

“Sejarah kedokteran dipenuhi dengan contoh-contoh obat yang bekerja di atas kertas, atau dalam tabung percobaan, tetapi tidak bekerja pada manusia atau sebenarnya berbahaya,” tambah WHO.

Baca Juga: Ridwan Kamil Percaya Diri Penuhi Bantuan Tunai pada Warga dengan Anggaran Rp 3 Triliun

Diketahui klorokuin merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria.

Obat ini biasanya diberikan pada penderita malaria di daerah endemik atau area yang berisiko tinggi terjangkit.

Sementara Avigan, merupakan obat anti virus yang dikembangkan oleh Toyama Chemical.

Baca Juga: India Rilis Gambar Mikroskop Elektron Pertama yang Diduga Virus Corona

Obat ini memiliki aktivitas melawan berbagai virus RNA seperti Influenza, West Nile, Demam Kuning serta penyakit mulut dan kuku. ***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler