Herd Immunity Adalah Pilihan yang Tidak Tepat Lawan Virus Corona Saat Ini

4 April 2020, 12:24 WIB
ILUSTRASI virus corona.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi virus corona kini ditangani berbagai negara secara beragam. Ada negara-negara yang memutuskan melakukan karantina wilayah, sedangkan negara lainnya melakukan rapid test. Wacana mengenai herd immunity juga digulirkan beberapa ahli virologi.

Dikutip dari situs MIT Technology Review oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, ada tiga cara untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Pertama, melakukan karantina dan pembatasan fisik secara ekstrem agar tidak terjadi penyebaran antarmanusia.

Baca Juga: Di Tengah Virus Corona, Luhut Pandjaitan: Pemerintah Putuskan Tak Larang Mudik Lebaran

Kedua, membuat vaksin dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Namun, dengan perkembangan terkini, vaksin virus corona terlihat masih sangat jauh untuk direalisasikan.

Ketiga, membiarkan orang banyak terinfeksi agar membentuk herd immunity.

Herd immunity adalah fenomena ketika mayoritas anggota suatu komunitas kebal terhadap virus tertentu. Hal itu menyebabkan virus berhenti tersebar di antara komunitas tersebut.

Dalam hal ini, jika kebanyakan masyarakat dunia sudah terjangkit virus corona dan selamat, sistem imun masing-masing orang akan terbentuk dan membatasi penyebaran virus corona.

Baca Juga: BERITA BAIK, 5 Pasien Positif Virus Corona Asal Bekasi Sembuh

meskimmasih ada orang yang tidak kebal virus corona, orang-orang yang kebal terhadapnya akan “melindungi” orang-orang yang tidak kebal itu dari virus.

Bukti dari keampuhan herd immunity adalah tuntasnya penyakit virus Zika dan meredanya campak di Amerika Serikat.

Herd immunity biasanya dapat dicapai dengan dua cara yaitu vaksinasi massal atau infeksi massal.

Baca Juga: Donald Trump Sebut AS Akan Masuki Pekan Paling Menyedihkan Terkait Virus Corona

Keduanya menyebabkan tubuh beradaptasi dengan virus dan menciptakan antibodi untuk melawan virus tertentu.

Akan tetapi, karena vaksin virus corona belum akan terealisasi dalam waktu dekat, alternatif yang tersedia adalah membiarkan warga dunia terinfeksi virus corona secara massal agar herd immunity terbentuk.

Efektivitas herd immunity bergantung pada kecepatan reproduksi virus (R0).

R0 virus corona sementara ini berkisar pada 2 sampai 2,5, yang berarti setiap orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus itu kepada dua orang tak imun lainnya.

Baca Juga: Sabun vs Hand Sanitizer, Mana yang Lebih Baik Melawan Virus Corona?

Secara matematis, untuk mencapai kondisi herd immunity, 50 persen masyarakat dunia harus terinfeksi virus corona.

Jika penelitian terbaru menunjukkan kenaikkan R0 virus corona, lebih banyak lagi masyarakat dunia yang harus terjangkit virus corona agar herd immunity terjadi.

Misalnya, jika R0 virus corona menjadi 3, maka 66 persen masyarakat dunia harus terinfeksi virus corona untuk mencapai kondisi herd immunity.

Melihat angka di atas, menerapkan strategi herd immunity saat ini akan berdampak sangat buruk terhadap kehidupan.

Meski tingkat kematian akibat virus corona tidak setinggi wabah virus lainnya, banyak orang yang meninggal, terutama orang tua dan orang dengan penyakit keras.

Rumah sakit akan kepenuhan pasien dan para tenaga kesehatan akan kewalahan dalam menanganinya.

Dampak ekonomi yang nantinya dialami berbagai negara akan sangat terasa. Maka dari itu, banyak ahli berpendapat bahwa penerapan herd immunity hanya akan memperburuk situasi.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Tags

Terkini

Terpopuler