Imbas Merebaknya Virus Corona, Angka Permintaan Obat Penenang di AS Alami Peningkatan

21 April 2020, 13:11 WIB
OBAT penenang tanpa resep dokter yang disita BNN Cimahi.* /RIRIN NF/PR/

PIKIRAN RAKYAT - Virus Corona saat ini telah merebak hingga banyak negara di seluruh dunia.

Tingkat penyebarannya yang begitu masif setiap harinya tentu hal itu menggemparkan banyak orang, yang mana muncul rasa panik dan cemas yang tinggi.

Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa banyak orang terus merasa cemas dan gelisah selama pandemi virus corona.

Baca Juga: Sadar dari Masa Kritis Virus Corona, Dua Dokter di Wuhan Dapati Kulitnya Menghitam

Hal itu berakibat melonjaknya permintaan obat penenang dan obat tidur.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Fox News, Selasa 21 April 2020 manajemen farmasi Express melaporkan lonjakan terbesar adalah untuk obat penenang yang mana naik mencapai 34,1 persen sejak pertengahan Februari hingga Maret.

Sementara itu, dari 16 Februari hingga 15 Maret, resep untuk obat penenang naik sebesar 18,6 persen, sedangkan obat tidur naik 14,8 persen.

Baca Juga: Siap-siap, 152.000 Paket Bantuan Virus Corona Akan Disalurkan Pemkab Bekasi

"Analisis ini menunjukan bahwa banyak orang AS yang beralih ke pengobatan untuk bantuan. Hal ini menunjukan dampak serius dari virus corona terhadap kesehatan mental bangsa kita," kata Express Scripts.

Seperti diketahui, saat ini negeri Paman Sam menjadi negara yang terkena dampak virus corona terparah di seluruh dunia.

Menurut data Worldometer, per Selasa 21 April 2020, pukul 12.00 WIB, jumlah kasus positif mencapai angka 792.759 orang, dengan 42.514 orang meninggal, dan 72.389 orang sembuh.

Baca Juga: Aji Mumpung Pandemi Virus Corona, Pengusaha Dukung DPR agar RUU Cipta Kerja Dilanjutkan

Sementara itu, beberapa waktu lalu pemerintah setempat telah memperpanjang masa karantina wilayah atau lockdown hingga bulan depan.

Namun, keputusan tersebut medapatkan penolakan dan protes dari sejumlah wilayah yakni California, Michigan, Ohio, dan New Jersey.

Sebelumnya diwartawakan, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa World Health Organization (WHO) dituding gagal dalam menangani virus corona.

Baca Juga: Harga Minyak AS Turun hingga di Bawah Nol Dollar AS per Barel, Pertama Sepanjang Sejarah

Trump berencana akan menghentikan pendanaan kepada WHO, yang mana AS merupakan penyumpang dana terbesar ke WHO.

Bahkan Trump, menuding WHO bekerja sama dengan pihak Tiongkok dalam hal menutupi kasus yang terjadi di negeri Tirai Bambu tersebut.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Fox News

Tags

Terkini

Terpopuler