Pasien Homoseksual dan Biseksual Sembuh dari Corona, Dilarang Sumbangkan Plasma Darahnya

3 Mei 2020, 15:48 WIB
ILUSTRASI virus corona.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Pasien dengan orientasi seks homoseksual dan biseksual di Inggris yang pulih dari virus corona dilarang menjadi penyumbang plasma darah untuk pengobatan mereka yang positif terinfeksi virus corona.

Homoseksual merupakan orientasi seksual yang mengarah kepada tanda-tanda menyukai orang (pria) dengan jenis kelamin sama.

Sementara biseksual adalah orientasi seksual yang mengarah kepada tanda-tanda seseorang (pria atau wanita) menyukai bukan hanya lawan jenis, tetapi juga sesama jenis kelamin.

Baca Juga: 'Wuhan Baru' Muncul di Amerika Selatan, Mayat Menumpuk di Jalanan dan seperti Kiamat Kecil

Terkait hal itu, dokter di NHS (National Health Services Inggris) akan menguji plasma darah pasien corona yang sembuh kepada orang yang masih dalam proses penyembuhan.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari The Independent, Minggu 3 Mei 2020, dokter di Rumah Sakit Guys and St Thomas di London akan memulai menggunakan plasma darah pasien yang pulih.

Akan tetapi, pasien homoseksual dilarang menyumbangkan komponen sel darah putihnya karena ditakutkan mengandung virus HIV, seperti yang terjadi pada 1970-an dan 1980-an.

Langkah itu pertama kali dilaporkan ITV (Independent Television), mengikuti aturan donor darah yang ditetapkan Departemen Kesehatan Inggris.

Baca Juga: Uniknya #LulusJalurCorona, Coret Baju dan Konvoi Online ala Warganet Rayakan Kelulusan SMA

Mereka menyebut pria yang telah melakukan hubungan seks oral atau anal dengan pria lain harus menunggu selama tiga bulan sebelum melakukan donor.

Pedoman Donor dan Transplantasi NHS mengatakan, pria yang berhubungan seks dengan pria berisiko lebih tinggi tertular infeksi tertentu melalui hubungan seks.

“Pedoman itu diatur untuk melindungi kesehatan pendonor dan penerima. Di bawah pedoman saat ini, pria harus menunggu tiga bulan setelah melakukan hubungan seks oral atau anal dengan pria lain," kata juru bicara NHS.

Pedoman itu pertama kali diperkenalkan selama krisis kesehatan yang disebabkan kasus HIV dan Hepatitis B lima puluh tahun lalu.

Kebijakan tersebut awalnya menyatakan bahwa laki-laki akan terkena larangan menjadi pendonor seumur hidup jika mereka melakukan hubungan seks oral atau anal dengan laki-laki lain sebab sangat rentan menularkan HIV.

Laura Russell, direktur kebijakan di Stonewall, Inggris, menanggapi hal tersebut sebagai hal yang mengecewakan.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler