PR BEKASI - Perusahaan bioteknologi Amerika Serikat (AS), Novavax mengatakan bahwa pihaknya telah mulai menguji coba vaksin Virus Corona atau COVID-19 pada manusia.
Lebih lanjut, Novavax menyebutkan bahwa saat ini sudah menjalani tahap uji klinis, setelah mendapatkan dana besar dari sebuah lembaga yang didirikan oleh Bill Gates.
Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Sputnik News Rabu, 27 Mei 2020 pada bagian pertama uji coba, sebanyak 130 sukarelawan orang dewasa sehat dari dua lokasi di Australia akan menerima dua dosis vaksin eksperimental perusahaan biotek NVX-CoV2373.
Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Cara Penularan Virus Corona Antarmanusia yang Lebih Berbahaya
Jika hasil pertama ternyata menjanjikan, perusahaan tersebut berencana untuk bergerak cepat ka fase kedua, dimana melibatkan negara lain dan kelompok umur yang berbeda.
Diharapkan hasil dari uji coba fase pertama ini akan keluar pada Bulan Juli mendatang.
Anggaran Novavax alami peningkatan cukup besar, saat ini total sekitar 2,7 miliar dollar AS (Rp 39 triliun) sejak awal tahun.
Baca Juga: Jadi Percontohan New Normal, Kasus Positif di Kota Bekasi Bertambah 2 dan Sisakan 15 Pasien
Jumlah yang dimiliki tersebut berkat pinjaman besar sebanyak 388 juta dollar AS (Rp 5.7 miliar), yang disumbangkan oleh Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), dimana didirikan oleh Pendiri Microsoft, Bill Gates.
Novavax Tidak Sendirian
Novavax bukan perusahaan bioteknologi AS pertama yang meluncurkan uji klinis kepada manusia untuk mencari vaksin COVID-19 yang efektif.
Baca Juga: Tanpa Kuasa Hukum, Sidang Perdana Kasus Narkoba Lucinta Luna Dilakukan Secara Virtual
Perusahaan yang berbasis di Maryland ini sebenarnya adalah satu dari sekitar 10 yang memulai tes tersebut, menurut Wolrd Health Organization (WHO).
Pada minggu lalu, perusahaan Moderna melaporkan hasil pertama dari vaksin COVID-19 kepada manusia.
WHO memperkirakan bahwa ada lebih dari 100 kandidat vaksin lain yang saat ini dalam tahap awal pengembangan, dengan perusahaan kecil bersaing dengan produsen obat yang lebih besar seperti, Perusahaan Pfizer, Perusahaan AstraZeneca, dan institusi akademik.***