Bukan Hanya Demonstran, Anggota Garda Nasional AS Dinyatakan Positif Saat Jaga Aksi Protes

10 Juni 2020, 18:45 WIB
ANGGOTA Garda Nasional AS yang ditempatkan di sejumlah wilayah dinyatakan positif Covid-19.* /AFP/

PR BEKASI - Tampaknya kekhawatiran sejumlah pakar dan ilmuwan di Amerika Serikat (AS) perihal aksi protes atas kematian George Floyd jadi klaster baru penyebaran Covid-19 di negaranya benar-benar terjadi, setelah anggota penjaga nasional Washington D.C dinyatakan positif Covid-19.

Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara Penjaga Nasional Washington D.C Letnan Kolonel Broke Davis pada Selasa, 9 Juni 2020.

Dilansir dari Strait Times oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, Letnan Kolonel Brooke Davis mengatakan mereka tidak dapat mengungkapkan jumlah anggotanya yang dinyatakan positif pandemi tersebut demi alasan keamanan.

Baca Juga: Viral Aksi Perkelahian Mahasiswa Indonesia di AS, Kemenlu Buka Suara 

Lebih lanjut, ia mengatakan kasus positif baru muncul setelah 1.700 anggota dimobilisasi mengikuti layanan selama aksi protes yang meledak di depan Gedung Putih dan di tempat lain di sejumlah negara bagian AS atas kematian George Floyd oleh seorang perwira polsi Minnepolis.

Para penjaga tersebut dikerahkan oleh wali kota dan kemudian pemerintah federal pada 1 Juni 2020 untuk membantu menjaga ketertiban setelah aksi protes berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan.

"Mereka diskrining untuk Covid-19 sebelum dan setelah penempatan," ucap Letnan Kolonel Broke Davis.

Dikabarkan para penjaga tersebut menjauhkan diri dari sosial dan penggunaan langkah-langkah alat pelindung diri (APD) yang sesuai protokol di seluruh penempatan. Sementara tak sedikit pengunjuk rasa yang mengenakan masker selama kerusuhan terjadi.

Baca Juga: Tertangkap Basah Menyontek Saat Ujian, Mahasiwa Ini Lompat dari Gedung untuk Akhiri Hidupnya 

"Personel Garna Nasional menjauhkan diri dari sosial dan pengguaan APD yang praktis di seluruh penempatan," ucap Letnan Kolonel Broke Davis.

Hingga berita ini disusun, pandemi Covid-19 telah merenggut hampir 114.159 jiwa di AS sejak awal penyebaran terjadi dari Tiongkok dan Eropa pada awal tahun 2020. Kemudian sebanyak lebih dari 2 juta orang sudah dinyatakan positif Covid-19 dari total secara global sebanyak 7.3 juta orang.

Sebelumnya, kematian pria kulit hitam George Floyd yang dilakukan oleh perwira polisi Minneapolis bernama Derek Chauvin dan tiga anggota polisi lainnya pada 25 Mei 2020.

Baca Juga: Elektabilitas Terus Naik, Ganjar Pranowo Mengaku Tak Tertarik dengan Survei Elektabilitas 

Kematian George Floyd pun memicu aksi protes di wilayah tersebut dan dengan cepat menyebar ke negara-negara bagian AS.

Selain di AS, aksi protes terkait kejadian tersebut juga terjadi di negara Inggris, Jerman, Prancis, Selandia Baru, dan juga Swedia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Strait Times

Tags

Terkini

Terpopuler