Berbagi Teori Konspirasi Atas Insiden Lansia Didorong Polisi, Banyak Pihak Tak Setuju dengan Trump

- 10 Juni 2020, 13:28 WIB
SEORANG lelaki tua jatuh setelah tampak disorong oleh polisi anti huru hara selama protes menentang kematian George Floyd, di Buffalo, New York, AS 4 Juni 2020 dalam gambar diam yang diambil dari video.*
SEORANG lelaki tua jatuh setelah tampak disorong oleh polisi anti huru hara selama protes menentang kematian George Floyd, di Buffalo, New York, AS 4 Juni 2020 dalam gambar diam yang diambil dari video.* //WBFO/ via REUTERS TV

PR BEKASI - Pada hari pemakaman George Floyd, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggembar-gemborkan teori konspirasi yang melibatkan seorang demonstran tua yang didorong ke tanah dan terluka parah oleh pihak kepolisian.

Di Twitter Selasa, 9 Juni 2020 Donald Trump menyarankan bahwa Martin Gugino (75) yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit, dimungkinkan sebagai 'provokator' anti-fasis dan bahwa seluruh insiden tersebut bisa menjadi bagian dari 'pengaturan'.

Menanggapi tuduhan yang dilontarkan Donald Trump, pengacara Martin Gugino menyebutkan bahwa ucapan Donald Trump berbahaya dan tidak benar.

Baca Juga: Demi Perkuat Pengawasan, AS Kerahkan B-1B dan Pesawat Drone Mata-mata ke Laut China Selatan

"Tidak seorang pun dari penegak hukum bahkan menyarankan sesuatu yang dibaliknya sehingga kami bingung untuk memahami mengapa Donald Trump mengatakan tuduhan yang tidak benar kepada kliennya," ucap Kelly Zarcone dilansir ABC News.

Setelah melihat pemberitaan di One America News Network, Donald Trump pun memberikan tanggapannya di Twitter.

"Saya menyaksikan, dia jatuh lebih keras daripada didorong. Apakah pemindai bertujuan. Apa mungkin sudah diatur?," kata dia di Twitter.

Baca Juga: Pakar Ungkap Dilema Indonesia Terlalu Cepat Longgarkan PSBB Demi Buka Portal Ekonomi Masyarakat

Sebagai tanggapan atas kejadian itu, mantan Wakil Presiden Joe Biden menyebut tindakan yang dilakukan para perwira dan komentar Donald Trump sebagai 'penyalahgunaan kekuasaan', serta menambahkan saran Donald Trump adalah 'teori konspirasi yang dilihat di TV'.

"Ayah saya dulu mengatakan tidak ada dosa yang lebih besar daripada penyalahgunaan kekuasaan. Apakah itu seorang perwira berdarah pengunjuk rasa yang damai atau seorang Presiden membela dia dengan teori konspirasi yang dia lihat di TV. Saya seorang Katolik-sama seperti Martin. Iman kita mengatakan bahwa kami juga tidak dapat menerima," tulis Joe Biden di Twitter.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x