Menteri Luar Negeri AS Menyatakan Keprihatinannya Atas Penembakan Shinzo Abe

8 Juli 2022, 16:05 WIB
Shinzo Abe. /Reuters/Issei Kat/

 

PR BEKASI - Antony Blinken selaku Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan keprihatinan mendalam atas kondisi yang telah terjadi pada mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang ditembak pada Jumat, 8 Juli 2022.

Shinzo Abe saat ini sudah dibawa ke rumah sakit dan dalam kondisi kritis.

Pelaku membidik Shinzo Abe sebanyak dua kali, dan mengenai punggung sang mantan Perdana Menteri Jepang.

"Pikiran kami, doa kami bersamanya, bersama keluarganya, bersama rakyat Jepang," kata Blinken di sela-sela pertemuan G20 di pulau Bali, Indonesia.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

"Ini adalah momen yang sangat, sangat menyedihkan. Dan kami sedang menunggu kabar dari Jepang, ujar Blinken, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari laman Reuteurs.

Amerika Serikat merupakan sekutu terpenting Jepang, tak heran Blinken ikut khawatir.

Akibat kejadian penembakan ini, mata uang Jepang Yen naik dan indeks Nikkei Jepang (.N225) jatuh, sebagian diakibatkan karena pelarian spontan ke tempat yang aman.

Baca Juga: Mengaku Alami Bipolar, KasiPidum: Hasil Pemeriksaan Medina Zein Sehat-Sehat Saja

Sekilas tentang sepak terjang Abe dalam Politik dan Pemerintahan

Abe berasal dari keluarga politik kaya, sang ayah menjabat sebagai menteri luar negeri dan kakeknya sempat menjabat sebagai perdana menteri.

Pada tahun 1993 Abe pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen setelah kematian ayahnya.

Pada tahun 2006, Abe menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang termuda sejak Perang Dunia Kedua.

Abe berhenti dari jabatannya karena alasan kesehatan yang buruk. Kemudian, Abe pun menjadi Perdana Menteri Jepang lagi pada tahun 2012.

Baca Juga: Shinzo Abe Ditembak, Para Pemimpin dan Diplomat Asing Beri Doa dan Dukungan

Dia menjadi terkenal secara nasional dengan mengambil sikap keras terhadap tetangganya yang tak terduga yaitu Korea Utara, dalam perseteruan atas warga Jepang yang diculik oleh Pyongyang beberapa dekade lalu.

Meskipun Abe telah berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan China dan Korea Selatan, di mana kenangan pahit masa perang berjalan dalam.

Pada tahun 2013, Abe membuat marah China dan Korea Selatan dengan mengunjungi Kuil Yasukuni Tokyo, yang dilihat oleh Beijing dan Seoul sebagai simbol militerisme masa lalu Jepang.

Pada tahun 2014 pemerintahan Abe telah membawa perubahan bersejarah, terkait penafsiran kembali konstitusi pasifis pascaperang.

Baca Juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Tertembak, KBRI Tokyo Tidak Ada Korban WNI

Hal tersebut memungkinkan pasukan militer Jepang untuk berperang di luar negeri, pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua.

Pada tahun 2015, mengeluarkan peraturan undang-undang yang mengakhiri larangan untuk menggunakan hak pembelaan diri kolektif, atau membela negara sahabat yang diserang.

Abe tidak bisa mencapai tujuan lama merevisi rancangan konstitusi AS dengan menulis Pasukan Bela Diri, sebagai militer Jepang dikenal, ke dalam Pasal 9 pasifis, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari laman Reuteurs.

Abe terkenal karena kebijakan yang dinamakan "Abenomics" tentang pelonggaran moneter yang agresif dan pengeluaran fiskal saat ia menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang.

Ia juga telah memperluas kemampuan militer Jepang untuk memproyeksikan kekuatan di luar negeri dan telah mendukung pengeluaran pertahanan setelah bertahun-tahun mengalami penurunan.

Ia juga telah memiliki peran penting dalam memenangkan Olimpiade 2020 untuk Tokyo, menghargai keinginan untuk memimpin Olimpiade, yang saat itu ditunda satu tahun hingga tahun 2021 karena pandemi Covid-19.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler