Keluarga Guru Muda yang Bunuh Diri di Sekolah Rilis Buku Hariannya, Akui Beban Kerja Berat hingga Gemetaran

25 Juli 2023, 20:31 WIB
Seorang guru bunuh diri di sekolah dasar di Seoul. /Allkpop/

PATRIOT BEKASI - Kasus bunuh diri guru muda yang berusia 23 tahun di Korea Selatan masih menjadi sorotan netizen maupun warga di negeri ginseng hingga dunia.

Sebagaimana diberitakan, guru muda yang juga wali kelas 1 di Sekolah Dasar (SD) Seoi Seoul dilaporkan bunuh diri di ruang perlengkapan sekolah tersebut.

Sementara itu, keluarga dari guru muda tersebut pun merilis buku harian yang menunjukkan kalau dia telah berjuang dengan banyaknya pekerjaan dan siswa nakal selama hidupnya.

Di sisi lain, penyelidikan terkait kasus ini pun masih berlangsung untuk mengetahui lebih jelas keadaan yang membuat sang guru sampai memutuskan bunuh diri.

Baca Juga: Kepala dari Korban Pembunuhan di Hotel Jepang Akhirnya Ditemukan, Keluarga Psikiater Jadi Tersangka

Dalam buku harian tersebut, dia mengaku telah dibombardir dengan beban pekerjaan yang sangat besar dan kekacauan dari salah satu siswanya.

“Setelah pergi bekerja pada hari Senin, saya dibombardir dengan beban kerja yang sangat besar dan kekacauan yang disebabkan oleh seorang siswa. Saya hanya ingin melepaskan segalanya (pada saat itu),” demikian bunyi buku harian yang diduga ditulis pada 3 Juli.

Entri lain berbunyi, “Saya kehabisan napas. Tangan saya gemetar, dan saya hampir menangis saat makan.”

Lebih lanjut, banyak desas-desus yang menyebut kalau guru muda ini kemungkinan mendapatkan intimidasi dan keluhan berlebihan dari orang tua di sekolah.

Baca Juga: Lihat Gelagat Mencurigakan, Ibu Muda di Cikarang Berhasil Gagalkan Aksi Curanmor

Ada juga laporan orang tua yang diajukan sehubungan dengan pengajaran maupun penanganan urusan sekolah.

Polisi sendiri menyampaikan bahwa mereka telah memanggil orang tua yang diduga mengadu ke sekolah untuk menentukan penyebab pasti bunuh dirinya.

Menurut laporan, mendiang guru kelas satu itu pernah dilecehkan secara verbal oleh orang tua siswa yang mengalami kekerasan di sekolah pada semester pertama.

Orang tua tersebut diduga mengeluh tentang kurangnya kualifikasi guru karena gagal mencegah terjadinya perundungan.

Hal ini berkaitan dengan salah satu siswa yang menyayat dahi anak orang tua tersebut menggunakan pensil.

Namun, pihak sekolah membantah spekulasi bahwa guru tersebut telah salah menangani kekerasan sekolah atau masalah administrasi yang terkait dengannya.

Baca Juga: 2 Pelaku Pembacokan Montir Bengkel di Tambun Bekasi Ditangkap, Polisi Ungkap Motif dan Kronologi

“Tidak ada kasus kekerasan sekolah yang dilaporkan di kelasnya tahun ini, dan guru tersebut tidak mengunjungi Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul terkait kekerasan di sekolah,” kata pihak sekolah melalui sebuah pernyataan pada Kamis.

Sementara itu, polisi juga menginterogasi rekan mendiang guru tersebut selama akhir pekan terkait kasus bunuh diri tersebut.

Polisi mengatakan pihaknya saat ini membuka semua kemungkinan, menambahkan bahwa mereka harus dapat membuat tuduhan formal setelah mendapatkan semua fakta.

Kasus ini menuai banyak perhatian, terutama Federasi Asosiasi Guru Korea, Federasi Organisasi Guru Pemerintah Metropolitan Seoul dan Serikat Pekerja Guru dan Pendidikan Korea yang berbondong-bondong mengajukan protes terkait sistem pendidikan di negeri mereka.

Mereka mendesak pemerintah untuk segera menyusun langkah-langkah yang melindungi guru dari pelaporan sembarangan pelecehan anak dan pengaduan jahat dalam konferensi pers bersama yang diadakan Senin kemarin.

Pasalnya, selama ini banyak guru yang merasa diteror dengan perlakuan orang tua terhadap mereka, ditambah dengan kenakalan siswa yang kerap melanggar batas, sementara para guru ini tertekan tidak bisa memberikan hukuman pada anak-anak tersebut.

Karena itu, Presiden Yoon Suk Yeol akhirnya menginstruksikan pemerintah untuk mengembangkan pedoman komprehensif untuk melindungi hak-hak guru dan memperkuat otonomi mereka di ruang kelas.

Atas perintah Yoon Suk Yeol, Menteri Pendidikan Lee Ju Ho mengatakan kementeriannya akan menetapkan langkah-langkah tersebut pada bulan Agustus.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Korea Herald

Tags

Terkini

Terpopuler