Peneliti Sebut Superhero Perempuan Marvel Justru Rugikan Perempuan, Kenapa?

18 Juli 2022, 19:20 WIB
Natalie Portman sebagai superhero perempuan Marvel bernama Mighty Thor alias Jane Foster. /Instagram @thorofficial

PR BEKASI – Marvel telah merilis film Thor Love and Thunder yang di dalamnya terdapat superhero perempuan.

Ia adalah Mighty Thor alias Jane Foster, pemerannya yakni Natalie Portman, ia sudah tampil di film Thor sejak 2011.

Sebelumnya Portman hanya memerankan Jane Foster di film Thor pertama yang dirilis pada 2011 dan kedua pada 2013 lalu.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Glimpse of Us – Joji, Bikin Galau Satu Dunia

Ia kembali muncul di film Avengers: Endgame, juga sebagai Jane Foster meskipun hanya sebagai cameo di sana.

Peneliti dari Auckland University of Technology, Selandia Baru, yakni Angelique Nairn melakukan kajian terhadap sosok superhero perempuan tersebut.

Pasalnya di film Thor keempat yang berjudul Thor Love and Thunder, Portman kembali muncul dengan menjadi Thor perempuan.

Baca Juga: Drama Korea Anna Tayang di Mana? Simak Link Nonton dan Jadwal Tayang Episode 1 hingga Tamat

Nairn yang merupakan Dosen Studi Komunikasi di kampus tersebut menyebut hadirnya Mighty Thor mengundang keluhan penggemar di media sosial.

“Namun, reaksi awal terhadap peran Portman tersebut membuktikan bagaimana kesulitan yang dihadapi para pembuat film dalam merepresentasikan superhero perempuan ketika sebagain besar penontonnya yang adalah laki-laki, usia muda, kulit putih, dan cisgender.

“Meningkatnya jumlah perempuan yang menggemari film superhero tampaknya dianggap biasa. Tapi, menghadirkan penggambaran karakter feminis yang dapat menantang maskulinitas genre sepertinya masih menjadi tantangan,” katanya.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman The Conversation, Portman dalam film terbarunya itu masih diceritakan bergantung dengan Thor dengan menyebutnya cinta pertama dan satu-satunya.

“Tidak diragukan lagi bahwa para penonton perempuan pasti tertarik dengan karakter dua perempuan kuat ini dan cerita mereka, yang kemudian akan membangun penilaian positif terhadap genre superhero secara umum.

“Tapi, itu berarti lebih banyak film superhero yang perlu dibuat dengan mempertimbangkan penonton perempuan,” ujarnya.

Baca Juga: Cetak Sejarah Lagi, Arema FC Langganan Jadi Juara di Ajang Piala Presiden, Simak Rincian Kemenangannya

Nairn menyatakan film Marvel justru lebih banyak menampilkan karakter perempuan sebagai pemeran pembantu, baik sebagai budak cinta, karakter yang menderita, maupun disubordinasikan dengan karakter lelaki.

“Dalam film Dr Strange: The Multiverse of Madness (2022) yang rilis baru-baru ini, ia ditampilkan sebagai karakter perempuan antagonis yang merugikan, tidak bisa mengontrol emosi, dan sosok ibu yang mengerikan,” kata Nairn.

“Menyajikan karakter perempuan yang punya kekuatan super namun tetap ketergantungan pada laki-laki mungkin bisa meyakinkan para laki-laki penggemar Marvel bahwa kehadiran superhero perempuan bukanlah ancaman bagi maskulinitas genre, tetapi hal itu jelas merugikan penonton perempuan,” ujarnya.

Baca Juga: Tagar Tolak Pengesahan RKUHP Trending di Twitter, Ada Pasal Ancaman Hukuman Menyatakan Pendapat?

Menurut Nairn, sebuah studi menyebut hampir semua responden perempuan tidak menyukai karakter Catwoman karena dinilai sosoknya dianggap emosional hingga manipulatif.

“Peneliti gender seperti Stephanie Orme pernah mengkritik keras bahwa dominasi laki-laki dalam genre superhero telah membuat banyak penggemar perempuan merasa terasingkan dan tidak mampu mengubah stereotip gender, karena mereka tidak dilihat sebagai target audiens utama.

“Sepertinya, tanpa adanya lebih banyak film dan komik superhero perempuan yang menceritakan kisah-kisah perempuan, genre yang berpusat pada laki-laki ini akan terus mengasingkan penonton perempuan – dan lambat laun akan kehilangan kreativitas dan potensi komersial mereka,” ujarnya.

Sementara itu pihak Marvel Studios yang diwakili Kevin Fiege membantah kritik yang datang terhadap karakter fiksi perempuannya yang dibuatnya tersebut.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation

Tags

Terkini

Terpopuler