Ledakan di Lebanon Dinilai Janggal, Pengamat: Saya Duga Disabotase, Seperti Kasus Bom Bali

5 Agustus 2020, 15:49 WIB
Sejumlah penduduk lokal melihat kerusakan di dekat lokasi ledakan, di pelabuhan Beirut, Lebanon pada Rabu, 5 Agustus 2020. /Aziz Taher/ANTARA FOTO/Reuters- Aziz Taher/hp.

PR BEKASI - Ledakan besar telah mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut di wilayah pelabuhan utama pada Selasa 4 Agustus 2020 petang waktu setempat.

Imbas dari ledakan besar itu, dilaporkan kondisi kota pelabuhan Port of Beirut rata serta menimbulkan kerusakan terhadap sejumlah gedung yang berada di lokasi insiden.

Selain itu, ledakan juga menyebabkan lebih dari 100 orang tewas dan 4.000 alami luka-luka, beserta mayat-mayat yang terkubur di puing-puing gedung.

Baca Juga: Ledakan Besar Beirut 'Guncang' Dunia, Pemimpin Negara Kirim Pesan Duka #PrayforLebanon 

Perdana Menteri (PM) Lebanon, Hassan Diab menyatakan bahwa sebanyak 2.750 amonium nitrat yang disimpan di salah satu gudang disinyalir menjadi penyebab ledakan besar terjadi di wilayahnya.

Sejak penyebab ledakan tersebut beredar luas, sejumlah pihak turut berkomentar. Salah satunya dari Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta.

Dikutip Pikiranrkayat-Bekasi.com dari RRI, Rabu 5 Agustus 2020, Stanislaus Riyanta menilai banyak kejanggalan terjadi atas insiden meledaknya gudang penyimpanan amonium nitrat. Ia menduga bahwa ledakan itu terjadi karena adanya sabotase atau kelalaian manusia.

Baca Juga: Ucapan Belasungkawa #PrayforLebanon dan Bantuan Kemanusiaan Mengalir, dari PBB hingga Negara Musuh 

"Meskipun sudah dipastikan dari gudang penyimpanan amonium nitrat, namun hal itu perlu adanya penyelidikan lebih jauh lagi apakah meledaknya karena disengaja (sabotase) atau karena faktor kelalaian manusia," ujar Stanislaus Riyanta di Jakarta.

Berdasarkan catatan yang dimiliki, kata dia, beberapa kali insiden ledakan dengan bahan serupa pun sempat terjadi di negara-negara lainnya. Bahkan jumlah korban tewasnya tercatat lebih banyak yakni lebih dari 500 orang.

"Di Texas City, Amerika Serikat (AS) terjadi pada 16 April 1947, ledakan itu terjadi pada saat pengangkutan 2.300 ton amonium nitrat yang menyebabkan 581 orang tewas dan 3.500 orang luka-luka," kata dia.

Baca Juga: Sedang Bersitegang dengan Israel, Warga Beirut Mendengar Ada Pesawat Melintas Sebelum Ledakan 

Kemudian insiden juga sempat terjadi di Indonesia, yakni dilakukan oleh kelompok teroris pada kasus bom di Bali tahun 2002 yang menewaskan sebanyak 202 orang.

"Pada aksi teror Bom Bali 2002, Amrozi dan kawan-kawan diketahui menggunakan bahan amonium nitrat," kata Stanislaus Riyanta.

Insiden ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon ini, kata dia, perlu mendapatkan perhatian khusus sejumlah negara di seluruh dunia. Terutama bagi negara-negara yang menyimpan bahan amonium nitrat.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler