Sebut Lebanon sebagai Sahabat, Donald Trump: Insiden Itu Serangan yang Mengerikan

5 Agustus 2020, 17:52 WIB
Beirut mengalami ledakan hebat dan Presiden Donald Trump menduga hal itu disebabkan oleh serangan, bukan kecelakaan semata. /AFP/Brendan SMIALOWSKI dan Anwar AMRO

PR BEKASI - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tanggapan perihal dua ledakan besar yang mengguncang di wilayah ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa 4 Agustus 2020, petang waktu setempat.

Dalam kesempatan konferensi pers di Gedung Putih, Donald Trump mengatakan bahwa ledakan besar yang terjadi di Beirut 'tampak seperti serangan yang mengerikan' dan juga menunjukkan peristiwa itu adalah pemboman bukan hanya sekadar kecelakaan biasa.

"Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa begitu. Ini bukan sejenis ledakan manufaktur," kata Donald Trump, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Amonium Nitrat, Penyebab di Balik Ledakan Dahsyat Lebanon dan Kecelakaan Industri Dunia Lainnya 

"Mereka akan lebih paham daripada saya, tetapi mereka tampaknya berfikir itu adalah serangan, itu semacam bom," katanya.

Lebih lanjut, Donald Trump juga mengucapkan turut bersimpati yang amat terdalam kepada seluruh masyarakat di Lebanon, yang berdasarkan laporan disebutkan banyak warga yang hingga tewas.

"Doa kami ditujukan kepada semua korban dan juga keluarga mereka. AS siap membantu Lebanon. Kami akan berada di sana untuk membantu," ucap Donald Trump.

Sementara itu pada Rabu 5 Agustus 2020 pagi waktu setempat, Menteri Kesehatan (Menkes) Lebanon yakni Hamad Hasan melaporkan bahwa jumlah tewas akibat kejadian itu mengalami peningkatan.

Baca Juga: Tak Menyangka, Gubernur Beirut: Ledakan Ini Ingatkan Saya pada Peristiwa di Hiroshima dan Nagasaki 

Dilaporkan juga bahwa banyak korban yang masih terjebak di bawah puing-puing bangunan ketika petugas penyelamat berusaha menjangkau mereka.

Pihak berwenang Lebanon mengatakan kebakaran di sebuah gudang yang berisi bahan peledak di pelabuhan Port of Beirut menyebabkan ledakan besar, yang juga meratakan bangunan tiga lantai serta terdengar di seluruh kota dan pinggirannya.

Ledakan itu terjadi pada saat yang sensitif, hanya beberapa hari sebelum Pengadilan Khusus PBB untuk Lebanon dijadwalkan mengumumkan putusannya dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, yang tewas dalam ledakan besar di Beirut pada 2005.

Negara ini juga bergulat dengan krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade  dan seperti banyak dunia, sedang menghadapi pandemi virus corona.

Baca Juga: Korban Tewas di Lebanon Jadi 100, Presiden: Kelalaian Penyimpanan Ribuan Ton Amonium Nitrat 

Sumber yang dekat dengan Hizbullah membantah tuduhan bahwa ledakan besar-besaran di Beirut adalah serangan oleh Israel terhadap gudang senjata mereka.

Para pejabat Israel, yang berbicara kepada media lokal dengan syarat anonim, membantah keterlibatan Israel dalam tragedi itu, mengatakan ledakan itu bisa saja kecelakaan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Anadolu Agency

Tags

Terkini

Terpopuler