Dinilai Semakin Memperburuk Perselisihan, Partai Demokrat: Harusnya Donald Trump Tidak ke Wisconsin

31 Agustus 2020, 14:27 WIB
Donald Trump.* /AFP/Jim Watson/

 

PR BEKASI - Kemarahan atas penembakan Jacob Blake memicu kerusuhan selama tiga malam di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat, termasuk bentrokan antara pengunjuk rasa anti-rasisme, dan anggota militan bersenjata.

Meski sepekan telah berlalu, hingga kini unjuk rasa tersebut masih belum mereda. Masyarakat masih menyerukan keadilan, dan memprotes sikap rasisme yang seringkali dilakukan oleh petugas polisi kepada warga kulit hitam.

Menyikapi hal tersebut, Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan mengunjungi Wisconsin pada hari Selasa pekan ini, untuk menemui para petugas penegak hukum, serta meninjau kerusakan yang terjadi di kota tersebut, pasca unjuk rasa semakin memanas di Wisconsin.

Baca Juga: Ketika Negara Lain Fokus Bangun Ekonomi, Tiongkok Luncurkan Kapal Perusak Rudal Setara dengan AS

Donald Trump mengatakan bahwa kekuatan adalah satu-satunya cara untuk menangani kerusuhan. Dirinya juga akan mengambil sikap keras terhadap protes rasial.

Namun, Partai Demokrat mengatakan bahwa seharusnya Donald Trump tidak mengunjungi Wisconsin, yang sampai saat ini kondisinya masih belum kondusif. Karena, dikhawatirkan dapat semakin memperburuk perselisihan yang terjadi saat ini.

"Mereka akan memusatkan konvensi di sekitarnya, hal ini akan menciptakan lebih banyak permusuhan dan perpecahan seputar apa yang terjadi di Kenosha," kata Mandela Barnes, Letnan Gubernur Demokrat Wisconsin, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Sebut Kecerdasan Buatan Jadi Solusi Negara dalam Revolusi Industri 4.0

Konvensi yang dirujuk pada pernyataan tersebut adalah Konvensi Nasional Partai Republik pekan lalu, yang bertujuan mengukuhkan pencalonan presiden dan wakil presiden.

"Jadi saya tidak tahu harus bagaimana, mengingat pernyataan sebelumnya yang dibuat oleh presiden, bahwa dia datang kesini bermaksud untuk membantu, dan kami sama sekali tidak membutuhkannya sekarang," kata Barnes menambahkan.

Seorang kritikus juga menuduh Trump, yang akan menghadapi Wakil Presiden Partai Demokrat Joe Biden pada pemilihan 3 November, berusaha memperburuk kekerasan dengan retorika yang menghasut. Diketahui, Donald Trump berulang kali menyerukan dalam tweet-nya tentang "hukum dan ketertiban".

Baca Juga: Viral, Video Detik-Detik Kecelakaan 3 ABG Perempuan Pengendara Motor di Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Biden juga menuduh Donald Trump secara sembrono mendorong kekerasan.

"Dia mungkin percaya tweet tentang hukum dan ketertiban akan membuatnya kuat, tapi kegagalannya untuk meminta pendukungnya berhenti mencari konflik, menunjukkan betapa lemahnya dia. Dia mungkin berpikir bahwa perang di jalanan kita baik untuk peluangnya terpilih kembali, tetapi itu bukanlah sikap kepemimpinan seorang presiden, atau bahkan belas kasih antar manusia," ucap Biden.

Partai Republik menuduh Gubernur dan Walikota Demokrat negara bagian telah kehilangan kendali atas kota-kota yang diguncang oleh demonstrasi, yang menyulut pecahnya kekerasan, pembakaran, dan vandalisme.

Baca Juga: Kronologi Pemotor Bonceng Tiga Masuk Tol Japek, Pelaku Mengaku Dikejar Mobil Misterius

Perwakilan AS Karen Bass, seorang Demokrat yang memimpin Kongres Kaukus Hitam mengatakan, perjalanan Trump ke Kenosha hanya akan meningkatkan ketegangan.

"Kunjungannya memiliki satu tujuan dan satu tujuan saja, dan itu adalah untuk mengganggu banyak hal," kata Karen Bass kepada "State of the Union" CNN.

"Kami 66 hari dari pemilihan, dan saya pikir ini adalah tragedi bahwa kami memiliki presiden yang melakukan segala yang dia bisa untuk mengipasi api," tuturnya menambahkan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler