Usai Terjadi Kudeta Militer, Eks Presiden Mali Ibrahim Boubacar Jalani Perawatan Medis di Dubai

6 September 2020, 12:05 WIB
Kolonel Modibo Kone, salah satu pemimpin junta dari CNSP yang menggulingkan Presiden Mali, Keita./REUTERS/Mamadou Keita /

 

PR BEKASI - Usai terjadi kudeta militer yang menjadikan Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita mundur dari jabatannya, kini Mali masih dalam kondisi perpolitikan yang belum jelas.

Sementara itu, mantan Presiden Mali dikabarkan sedang menjalani perawatan medis di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Keterangan itu diberikan oleh mantan kepala staf, Mamadou Camara.

Ibrahim Boubacar Keita dilaporkan berangkat dari Ibu Kota Bamako pada Sabtu malam waktu setempat dengan menumpang pesawat yang disewa UAE sesuai permintaan junta Mali.

Baca Juga: Berencana Pindahkan Kedubesnya di Israel ke Yerussalem, Turki: Serbia Langgar Hukum Internasional

Enam hari setelah Ibrahim Boubacar Keita dibebaskan dari tahanan oleh pihak junta, Ibrahim Boubacar Keita sempat dirawat di rumah sakit di Bamako pada Selasa, 1 september 2020.

Belum diketahui apa penyebab dia memerlukan perawatan medis, namun diketahui bahwa ia pernah memiliki tumor jinak pada lehernya, yang telah diangkat pada tahun 2016

“Ini adalah kunjungan medis selama 10 hingga 15 hari," ujar Camara, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Aktivitas Budidaya Bonsai Kelapa Jadi Merebak di Aceh Utara

Sementara itu, para pemimpin negara Afrika sebelumnya telah mendesak agar Keita dapat menduduki posisinya kembali sebagai Presiden Mali. Sebab mereka khawatir, kejadian pengkudetaan di Mali dapat menjadi contoh di negara Afrika lain.

Sebab menurutnya, hal itu akan merusak kekuasaan mereka serta perjuangan Internasional melawan kelompok radikal di kawasan Sahel.

Namun kini, desakan itu berubah menjadi tuntutan agar pemilihan umum di Mali bisa dilaksanakan dalam waktu satu tahun. Waktu tersebut saat ini belum disepakati oleh pihak junta dan Komite Nasional untuk Keselamatan Rakyat (CNSP).

Baca Juga: Diduga Akhiri Hidupnya karena sang Ayah, Penggemar BTS Asal Turki Banjir Ucapan dan Doa dari ARMY

Sementara itu, pembicaraan perihal periode transisi pemerintah yang dibuka pada Sabtu juga diwanai protes.

Pada acara yang dihadiri ratusan orang perwakilan dari junta, partai politik, dan kelompok masyarakat itu, dalam waktu satu jam setelah pembukaan forum, mendapat protes dari pendukung koalisi M5-RFP.

M5-RFP yang merupakan gerakan massa yang juga turut andil menuntut Ibrahim Boubacar Keita mundur, mereka menuduh junta tidak mengikutsertakan mereka dalam kebanyakan kelompok kerja.

Baca Juga: Cek Fakta: Tentara Merah RRC Disebut Berkamuflase Jadi Banser untuk Adu Domba Umat Islam

Aksi protes itu dilakukan pada aula konferensi dan melakukan peneriakkan terhadap moderator dari atas panggung, hingga kemudian kegiatan pembicaraan itu sempat ditunda.

Namun akhirnya kegiatan tersebut dilanjutkan kembali setelah Moderator mengumumkan M5-RFP akan berpartisipasi dalam semua kelompok kerja.

Rencananya, kegiatan membahas transisi pemerintah akan terus digelar di Bamako dan di sejumlah daerah lain, yang kemungkinan dilanjutkan pada Minggu dan akhir pekan depan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler