Bombardir Israel di Dekat Rumah Sakit Asy Syifa, Targetkan Siapa Saja yang Bergerak di Luar RS

12 November 2023, 09:36 WIB
Rumah Sakit Asy Syifa di Gaza, Palestina, menjadi sasaran Israel di sekitar kompleksnya. / x.com/ Hind_Gaza/

PATRIOT BEKASI - Beberapa waktu ini, Israel terus melakukan serangan di sekitar Rumah Sakit Asy Syufa di Gaza, Palestina, sejak Jumat, 10 November 2023.

Menanggapi pertempuran yang terjadi di sekitar komplek Rumah Sakit Asy Syifa, sang direktur yakni Muhammad Abu Salamiya buka suara pada Sabtu, 11 November 2023.

Dia membenarkan bahwa pemboman masih berlanjut di dekat rumah sakit dengan cara yang kejam, dan peluru telah mencapai bagian stasiun oksigen dan lebih dari satu gedung di dalam Rumah Sakit Asy Syifa.

Baca Juga: Israel Serang Rumah Sakit Bersalin di Gaza, Dua Dokter Tewas

Bahkan, dinyatakan bahwa tentara Israel menargetkan siapa pun yang melewati atau bergerak ke halaman luar rumah sakit.

"Jika ada luka yang tidak dapat diobati,” katanya, dikutip Patriot Bekasi dari Al Arabiya, menambahkan bahwa tim medis tidak dapat meninggalkan rumah sakit karena hal itu.

"Kami mengajukan permohonan kepada Palang Merah Internasional, organisasi PBB, dan UNICEF, tapi tidak ada tanggapan," sambungnya.

Dia menyampaikan bahwa banyak partisi yang berhenti, ditambah rumah sakit sekarang kekurangan semua komponen yang diperlukan untuk beroperasi.

Hal yang paling penting adalah listrik, mengingat sebagian besar departemen telah berhenti bekerja, termasuk laboratorium dan radiologi.

Dia menyebut pemadaman listrik telah menewaskan delapan orang pasien di rumah sakit, termasuk dua anak di ruang perawatan, seorang pasien dalam perawatan intensif, dan lima kasus yang seharusnya menjalani operasi tetapi tidak dapat dilakukan karena listrik padam.

"Listrik saat ini hanya ada di dua seksi, dan tidak akan bertahan lebih dari beberapa jam," katanya.

Sementara itu, terkait jumlah pengungsi di rumah sakit, Abu Salamiya memperkirakan ada ribuan orang dan tersebar di berbagai departemen.

Abu Salmiya menegaskan, bayi prematur akan kehilangan nyawa jika rumah sakit tidak mendapat pasokan bahan bakar karena membutuhkan perawatan khusus.

Jumlah bayi prematur ada 36 jiwa, setelah dua dari mereka meninggal dunia akibat pemadaman listrik.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Al Arabiya

Tags

Terkini

Terpopuler