Hasrat Balas Dendam Masih Ada Usai Kematian Qassem Soleimani, Iran Ancam Bunuh Duta Besar AS

20 September 2020, 18:33 WIB
Mayor Jenderal Iran, Qassem Soleimani tewas dalam serangan udara di dekat bandara Baghdad pada 4 Januari 2020. /Thaier al-Sudani/Reuters/Thaier al-Sudani

PR BEKASI – Panglima tertinggi Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) pada Sabtu, 19 September 2020 mengeluarkan ancaman untuk melakukan balas dendam pada Amerika Serikat (AS) atas terbunuhnya jenderal tertinggi Iran, Qassem Soleimani pada awal Januari lalu.
 
"Pembalasan kami atas kematian jenderal besar kami (Qassem Soleimani) sudah pasti akan terjadi. Ini serius dan nyata adanya," kata Mayor Jenderal Hossein Salami dalam pidatonya, yang ditujukan langsung kepada Presiden AS, Donald Trump.
 
"Kami akan menyerang mereka yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pembunuhan orang hebat ini," sambungnya. 

Baca Juga: Tindak Lanjut Kasus Pelecehan di Bandara Seokarno-Hatta, Polisi Akan Periksa Korban di Bali

Qassem Soleimani, yang secara luas diyakini sebagai orang terkuat kedua di Iran, terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat bandara Baghdad, Irak.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Al Jazeera, ia tewas bersama seorang komandan senior Irak dan beberapa anggota IRGC pada serangan tersebut.
 
Setelah tragedi tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menjanjikan akan membalas dendam dengan keras terhadap para pelakunya, sebuah janji yang telah ditegaskan kembali oleh para pejabat Iran sejak itu.

Baca Juga: Seakan Benar Ada di Planet Lain, Netizen Heboh Turun Hujan di Bekasi Hari Ini

Beberapa hari kemudian, Iran membalas dengan menembakkan lebih dari selusin roket ke dua pangkalan militer di Irak yang menampung pasukan AS.
 
Dikatakan oleh Salami dalam sambutannya pada hari Sabtu lalu, tidak ada tentara AS yang tewas dalam serangan tersebut.
 
Namun, menurut pernyataan militer AS, serangan rudal tersebut menyebabkan lebih dari 100 tentara didiagnosis menderita cedera otak traumatis.
 
"Tapi yakinlah, siapa pun yang terlibat akan dipukul," kata Salami dalam pidatonya.
 
Pernyataan Salami muncul setelah media asal AS, Politico menerbitkan sebuah artikel yang mengklaim Iran sedang mempertimbangkan plot untuk membunuh Duta Besar AS untuk Afrika Selatan, Lana Marks untuk membalas dendam terhadap Qassem Soleimani.

Baca Juga: Link Live Streaming MotoGP Emilia Romagna: Vinales Kembali Raih Pole Position

Donald Trump memperingatkan minggu ini bahwa Washington akan menanggapi dengan keras setiap upaya Iran untuk membalas dendam atas kematian jenderal tersebut.
 
Para pejabat Iran minggu ini memperingatkan Donald Trump agar tidak membuat blunder baru dengan mempercayai laporan semacam itu.
 
Kepala IRGC juga mengatakan pada hari Sabtu bahwa Marks yang merupakan mantan perancang busana dan tas mewah tersebut tidak akan menjadi target yang proporsional bagi Iran.
 
"Apakah menurutmu kita menyerang duta besar wanita sebagai imbalan atas saudara laki-laki kita yang syahid?," kata jenderal itu. 

Baca Juga: Arti Bermimpi Pacar Anda sedang Selingkuh, Pakar Tidur Buka Suara

Hubungan Iran-AS terus memburuk sejak Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir internasional yang ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia.
 
AS telah memberlakukan sanksi ekonomi yang keras terhadap Iran dan ingin secara sepihak mengembalikan sanksi PBB yang juga akan secara efektif memperbarui embargo senjata konvensional.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler