Dianggap Spam dan Manipulatif, Twitter Blokir Akun Kampanye Donald Trump yang Akui Kulit Hitam

14 Oktober 2020, 11:55 WIB
Ilustrasi Donald Trump memakai masker / Sumber Pixabay /

PR BEKASI – Twitter memblokir jaraingan akun yang diklaim dimiliki oleh para pendukung Donald Trump dalam kampanye pemilihan ulang warga kulit hitam karena dianggap sebagai spam dan konten yang manipulasi layanan.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian pada Rabu, 14 Oktober 2020, perusahaan dikabarkan sedang melakukan penyelidikan terhadap aktivitas tersebut dan dapat memblokir akun serupa lainnya, jika mereka ditemukan melanggar kebijakannya, kata seorang juru bicara pda Selasa, 13 Oktober 2020.

The Washington Post yang pertama kali melaporkan penyelidikan tersebut, mengutip dari sejumlah akun menggunakan bahasa identik dan tidak autentik termasuk frasa: “YA, SAYA KULIT HITAM DAN SAYA PILIH TRUMP!!!”.

Baca Juga: Resmi Berpisah dengan Penggunanya, Yahoo Groups Akan Tutup Permanen Mulai 15 Desember 2020

Pantauan terhadap beberapa akun yang diblokir tersebut menunjukkan mereka banyak menggunakan gambar curian agar terlihat nyata.

Akun tersebut terkadang diklaim sebagai milik veteran militer atau anggota penegak hukum.

Diketahui, ini bukan pertama kalinya Twitter menangani operasi spam yang mengklaim dipimpin oleh para pemilih kulit hitam.

NBC News juga melaporkan operasi spam dari akun palsu yang menyamar sebagai pendukung Black Trump pada Agustus lalu.

Baca Juga: Cegah Klaster Keluarga di Masa Pandemi Covid-19, Pemerintah Tengah Susun Protokol Kesehatan

Beberapa akun mampu menarik ribuan pengikut sebelum diblokir. Satu cuitan misalnya, mengumpulkan lebih dari 10.000 yang dibagikan sebelum dihapus, hal tersebut diungkapkan NBC News.

Akun lain diduga menggunakan foto seorang veteran yang meninggal bulan lalu dengan menyamar sebagai pendukung Trump.

Jajak pendapat menunjukkan sekira 10 persen pemilih kulit hitam di Amerika Serikat mendukung Trump.

Akun-akun tersebut menimbulkan kecurigaan karena  bahasa dan gambar avatar mereka identik.

Sementara, peraturan Twitter melarang penggunaan layanan, “Dengan cara yang bertujuan untuk memperkuat atau menyembunyikan informasi atau terlibat dalam perilaku yang memanipulasi atau mengganggu pengalaman orang di Twitter,” kata Juru Bicara Twitter.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler