Khawatirkan Dominasi Tiongkok di Asia Tenggara, India Berikan Kapal Selamnya Kepada Myanmar

27 Oktober 2020, 08:35 WIB
Kapal Kelas Kilo buatan Rusia yang diberikan India untuk Myanmar. /Dhaka Tribune

PR BEKASI - India baru saja memberikan kapal selamnya kepada Myanmar sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pengaruh militer ke negara tetangga di bagian timur itu.

Namun hal bertentangan disampaikan para analis strategi, menurut mereka hal tersebut India lakukan untuk melawan peningkatan pengaruh Tiongkok di daratan Asia Tenggara.

“Kerja sama dalam domain maritim itu merupakan bagian dari keterlibatan kami dengan Myanmar, yang beragam dan meningkat,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava ketika awal bulan mengumumkan rencana pemberian kapal selam itu.

Baca Juga: Minta Pemerintah Cari Solusi Atasi Banjir Bekasi, Ahmad Syaikhu:Ini Baru Permulaan Musim Hujan

Kapal selam tersebut adalah kapal kelas kilo buatan Rusia yang telah diremajakan, berbobot 3.000 ton dan dioperasikan menggunakan tenaga diesel listrik.

Kapal selam yang dinamakan "UMS Minye Theinkhathu," mengambil nama seorang pahlawan Myanmar yang merupakan kapal selam jenis penyerang yang dipamerkan dalam latihan Angkatan Laut Myanmar pertengahan Oktober lalu.

Kapal selam yang dapat beroperasi hingga kedalaman 300 meter ini merupakan yang pertama yang pernah diberikan India pada suatu negara. 

Ini merupakan bagian dari upaya India meningkatkan keterlibatan pertahanannya dengan Myanmar sekaligus merupakan meredam peningkatan kehadiran Tiongkok di negara yang merupakan pintu masuk ke Teluk Benggala. 

Baca Juga: Erick Thohir Masukkan Eko Sulistyo Jadi Komisaris PLN, Pernah Jadi Mantan Ketua Tim Sukses Jokowi

“Myanmar ingin mengurangi ketergantungan militer dan ekonominya pada Beijing, tapi oke? untuk melakukan itu, mereka telah menunjukkan bahwa mereka membutuhkan sesuatu, ” ucap Prakash Jha, profesor studi pertahanan dan keamanan di Universitas Global O.P. Jindal India.

“Kami sudah memberi mereka alutsista sebelumnya, seperti pesawat pengintai angkatan laut dan peralatan komunikasi yang sifatnya tidak mematikan. Tetapi baru-baru ini mereka mencari peralatan yang lebih canggih. Jadi, memberikan kapal selam adalah bagian dari keputusan India untuk melibatkan Myanmar secara lebih kohesif untuk membangun niat baik," ucapnya.

Teluk Benggala ini merupakan jalur perairan strategis di bagian timur laut Samudera Hindia. India dan Myanmar memiliki perbatasan laut sepanjang 725 kilometer di Teluk Benggala ini.

Keputusan India memberikan kapal selam kepada negara tetangganya ini dilakukan hanya empat tahun setelah Bangladesh, yang juga berbatasan dengan India dan Myanmar, membeli dua kapal selam dari Tiongkok.

Baca Juga: Erick Thohir Masukkan Eko Sulistyo Jadi Komisaris PLN, Pernah Jadi Mantan Ketua Tim Sukses Jokowi

Untuk membantu Bangladesh, Beijing membangun sebuah pangkalan kapal selam, mendanai pengembangan Pelabuhan Chittagong dan pelabuhan lain di Kyaukpyu di Myanmar di Teluk Benggala.

Pengaruh Tiongkok di Asia Tenggara ternyata telah terbukti oleh Survei ISEAS-Yusof Ishak Institute yang berbasis di Singapura mencatat, adanya kekhawatiran besar terkait meningkatnya pengaruh ekonomi dan politik Tiongkok di Asia Tenggara.

Dilansir dari Reuters, survei itu melibatkan 300 responden. 60 persen di antaranya tidak mempercayai Tiongkok. Jumlah itu naik dibandingkan pada 2019 yang berada di angka 52 persen.

Hampir 40 persen responden berpikir Tiongkok adalah kekuatan revisionis dan berniat untuk mengubah Asia Tenggara menjadi ruang lingkup pengaruhnya.

Baca Juga: Hujan Deras di Bekasi, Pengendara Sepeda Motor Terluka Karena Pohon Tumbang

“Kekhawatiran kawasan ini atas pengaruh Tiongkok yang substansial dan masih terus berkembang berasal dari ketidakpastian cara Tiongkok menggunakan kekuatannya yang sangat besar,” kata Tang Siew Mun dari ISEAS-Yusof Ishak Institute.

Mun mengatakan, keangkuhan Tiongkok di Laut China Selatan dan kegemaran Beijing untuk menjadikan perdagangan sebagai senjata sudah cukup untuk menimbulkan kekhawatiran bahwa Negeri Tirai Bambu itu bangkit tidak dengan cara damai sebagaimana seharusnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler