2.000 Kuburan Warga Sipil yang Dibantai ISIS Akan Dibongkar Pemerintah Irak

11 November 2020, 12:50 WIB
Ilustrasi kuburan massal "Al-Khasfa" di Irak akan dibongkar. /Mirror/

PR BEKASI - Kuburan "Al-Khasfa" di Niniwe, utara Irak, tempat pemakaman sekitar dua ribu mayat warga sipil yang dibantai kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tengah berusaha dibongkar Pemerintah Irak.

Dewan Menteri Irak Saad Al-Abdali mengatakan kepada Assabah, pembongkaran kuburan itu memerlukan "upaya internasional".

Menurutnya, "Kuburan massal itu adalah tanda tragedi terbesar dan paling berdarah."

Baca Juga: Sopir Diduga Serangan Jantung, Seunit Mobil Alami Kecelakaan Nahas di Tangerang Selatan

"Mayat-mayat itu dibuang secara vertikal dan kumulatif, yang berarti sisa-sisa tubuh dan tulang bercampur, sehingga sulit untuk mengidentifikasi para korban dan mengembalikannya ke keluarganya," katanya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Rabu, 11 November 2020.

Sementara itu, pejabat Irak menuturkan, tim khusus dalam penanganan kuburan massal telah mulai merencanakan penggalian.

Al-Khasfa terletak di barat daya kota Mosul, Irak utara, di daerah gurun yang terbengkalai dan ditinggalkan warga.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Luhut Binsar Pandjaitan Positif Covid-19 dan Dilarikan ke RS Militer?

Pada Juli lalu, dilaporkan penemuan kuburan massal berisi sisa-sisa enam ratus mayat di Irak utara.

Pernyataan singkat yang dikeluarkan Direktorat Syuhada Provinsi Niniwe menyebutkan kuburan massal itu ditemukan di kawasan Al-Kesk, antara kota Mosul dan distrik Tal Afar, yang berisi sisa-sisa enam ratus jenazah.

Ketika otoritas Irak menguasai kota Mosul dari ISIS pada akhir 2017, mereka menemukan lusinan kuburan massal, tempat organisasi teroris itu mengubur orang-orang yang telah dieksekusi.

Baca Juga: Dewi Tanjung Sebut Habib Rizieq Akan Berkunjung ke Cikeas, Begini Jawaban Telak Demokrat

ISIS terus melakukan serangan di daerah tersebut meskipun pemerintah telah mendeklarasikan kemenangan atas kelompok teror tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir, serangan oleh tersangka militan ISIS meningkat, khususnya di wilayah antara Kirkuk, Salahuddin dan Diyala, yang dikenal sebagai "Segitiga Kematian".***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler