Festival Diwali Tetap Gunakan Petasan, Ratusan Juga Warga India Terpaksa Hirup Udara Beracun

15 November 2020, 20:32 WIB
Ilustrasi perayaan Diwali di India. /PIXABAY/bhuppigraphy/

PR BEKASI - Diwali atau festival cahaya dalam ajaran Hindu. Acara ini rutin diselenggarakan di India.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 15 November 2020, hari ini atau sehari setelah perayaan Diwali, ratusan juta warga di wilayah India bagian utara terpaksa menghirup udara beracun.

Hal tersebut terjadi usai orang-orang yang merayakannya, menentang aturan larangan pembakaran petasan.

Di Kota New Delhi, misalnya, asap pekat melingkupi udara dengan tingkat polusi rata-rata di area ini mencapai sembilan kali lipat dari ambang aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Banyak Dokter Gugur, IDI Sampaikan Pesan Penting kepada Masyarakat 

Sementara, Kepala Menteri di wilayah Ibu Kota Delhi, Arvind Kejriwal, sebelumnya telah melarang penjualan dan penggunaan petasan menjelang hari perayaan tersebut.

Namun, pada kenyataannya imbauan kebijakan tersebut sulit diberlakukan.

Diketahui bahwa msyarakat di ibu kota membakar petasan dalam jumlah besar demi merayakan festival ini dengan meriah, sejak Sabtu, 14 November 2020 hingga Minggu dini hari.

Polusi udara di New Delhi biasanya memburuk pada Oktober dan November.

Karena, dua bulan ini merupakan masa pembakaran limbah pertanian yang ditambah dengan asap buangan pembangkit listrik tenaga batu bara dari wilayah sekitar, gas buang kendaraan, dan kurangnya angin.

Baca Juga: Sule dan Natalie Holscher Resmi Menikah Hari Ini, Rizky Febian Beri Pesan Menyentuh 

Selain itu, wabah COVID-19 yang terus terjadi dengan lebih dari 400.000 kasus terkonfirmasi di New Delhi saja.

Kejadian ini menambah risiko kesehatan yang disebabkan oleh asap polusi dan dokter telah  memperingatkan mengenai peningkatan tajam kasus gangguan pernapasan.

Menurut data pemerintah, kota-kota di sejumlah negara bagian di India, termasuk Punjab, Uttar Pradesh, Haryana, Bihar, dan New Delhi, mempunyai tingkat polusi udara yang lebih parah setelah Diwali tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Indeks kualitas udara rata-rata yang diukur di lokasi berbeda di kota-kota utama.

Beberapa negara bagian tersebut juga menunjukkan peningkatan, lebih tinggi dari pada tahun lalu, berdasarkan data Central Pollution Control Board.

Baca Juga: Unggah Foto Bersama Habib Rizieq, Hotman Paris: Saya Bukan Pengacara Beliau! 

Sejumlah tokoh Hindu, melalui cuitan di Twitter, mencela aktivis dan pesohor yang mempromosikan larangan penggunaan petasan dengan menyebut hal itu sebagai serangan terhadap kebebasan mereka dalam beragama.

"Apakah kalian menyadari bagaimana seluruh India, semuanya berdiri menentang pelarangan petasan? Hal ini layaknya wujud seruan perang bagi kebebasan Hindu," tulis Tarun Vijay, pemimpin senior di Partai Bharatiya Janata - yang menaungi Perdana Menteri Narendra Modi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler