Kejutkan Dunia! Bayi yang Baru Terima Transplantasi Jantung Babon Tewas Kemarin, 15 November 1977

16 November 2020, 11:54 WIB
Ilustrasi bayi yang baru saja terima jantung babon yang mati. /Pixabay

PR BEKASI - Tepat pada tanggal 15 November kemarin, di tahun 1977, seorang bayi yang menerima transplantasi jantung babon meninggal.

Diketahui bayi tersebut sempat hidup sebulan lamanya setelah menerima transplantasi jantung dari babon di Loma Linda University Medical Center, California, Amerika Serikat.

Bayi tersebut diberi julukan 'Baby Fae' oleh para dokter guna melindungi identitas asli dari kedua orang tuanya.

Baca Juga: Dikukuhkan Eka Supria Atmaja, Satgas Lingkungan Hidup Dibentuk Hadapi Banjir di Bekasi

Saat dilahirkan, Baby Fae diketahui menderita sindrom hipoplastik pada jantung kirinya. Kelainan bentuk ini memang kerap ditemukan pada bayi yang baru lahir dan bersifat fatal karena sebagian atau seluruh sisi kiri jantung akan hilang.

Beberapa hari setelah kelahiran Baby Fae, ahli bedah jantung Loma Linda, Dr. Leonard L. Bailey telah meyakinkan dan meminta izin ibu Baby Fae untuk mencoba praktik gilanya yaitu melakukan transplantasi jantung babon.

Diketahui tiga manusia lainnya juga telah menerima transplantasi jantung hewan, yang terakhir pada tahun 1977, tetapi tidak ada yang bertahan lebih dari 84 jam.

Diktuip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari History, Senin, 16 November 2020, Bailey melakukan percobaan gila tersebut dengan alasan bahwa karena sistem kekebalan tubuh pada bayi masih tergolong lemah.

Baca Juga: Mengenal Fenomena 'Bono' Ombak di Sungai Kampar, Tiap Bulan Purnama

Sehingga ada kemungkinan seorang bayi lebih toleran untuk menerima jaringan-jaringan asing atau yang berasal dari hewan daripada orang dewasa.

Tepat pada tanggal 26 Oktober, Bailey melakukan transplantasi jantung babon ke manusia yang pertama di dunia untuk menggantikan separuh jantung bayi yang cacat tersebut.

Dengan jantung babon yang seukuran buah kenari, Baby Fae dapat selamat dari operasi gila tersebut dan perjuangan hidupnya mendapat perhatian internasional di masa itu.

Setelah hidup lebih lama dari rata-rata penerima jantung hewan lainnya, seiring waktu berjalan tubuh Baby Fae melakukan penolakan pada jaringan-jaringan asing dari jantung babon tersebut.

Baca Juga: Kehidupan Bumi Terancam, Asteroid Raksasa Sebesar Dua Kali Monas Diperkirakan Tabrak Bumi Tahun 2068

Pertama-tama dokter memberikan Baby Fae obat penekan kekebalan dalam dosis yang banyak. Namun aksinya tersebut justru menyebabkan Baby Fae mengalami gagal ginjal.

Setelah kejadian tersebut akhirnya para dokter menyerah, Baby Fae pun mengalami gagal jantung dan pada 15 November Baby Fae dinyatakan meninggal dunia setelah bertahan selama 20 hari.

Perlu diketahui, pada tahun 2019 seorang peneliti yakin mampu melakukan transplantasi jantung babi ke manusia dalam tiga tahun ke depan yang berarti jatuh pada tahun 2022. 

Hal ini dikatakan periset Sir Terence English yang menjadi pionir dalam bidang transplantasi jantung di Inggris.

Baca Juga: Awal Pekan Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat Alami Kenaikan dan Penurunan, Berikut Daftarnya

Jantung babi yang digunakan dalam transplantasi telah diadaptasi terlebih dulu. Transplantasi jantung babi ke manusia menandai 40 tahun keberhasilan operasi dari manusia ke manusia. 

Terence mengatakan pada Sunday Telegraph, sebelumnya dilakukan operasi transplantasi ginjal terlebih dulu dari babi ke manusia.

"Jika hasil transplantasi ginjal bagus, maka hasil serupa bisa diperoleh pada jantung babi di tubuh manusia," ujar Terence yang kini berusia 88 tahun

Jantung babi dan manusia memiliki kesamaan anatomi dan fisiologi sehingga sering digunakan sebagai model pengembangan metode pengobatan baru. 

Baca Juga: Kehidupan Bumi Terancam, Asteroid Raksasa Sebesar Dua Kali Monas Diperkirakan Tabrak Bumi Tahun 2068

Harapan atas keberhasilan operasi ini meningkat beberapa waktu belakangan setelah terapi genetik menunjukkan hasil yang menjanjikan pada babi.

Kelompok periset internasional sebelumnya berhasil menemukan dan memberikan material genetik microRNA-199 pada jantung yang rusak akibat serangan memungkinkan jaringan beregenerasi.

Namun periset menghadapi kendala meneruskan riset ini.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: History

Tags

Terkini

Terpopuler