Jangan Lengah! WHO Peringatkan Tingkat Kematian Akibat Malaria Lebih Tinggi Dibandingkan Covid-19

- 1 Desember 2020, 08:40 WIB
Ilustrasi nyamuk malaria.
Ilustrasi nyamuk malaria. /Pixabay

PR BEKASI - Warga kawasan sub-Sahara Afrika, selain memerangi Covid-19, mereka juga harus berperang melawan wabah malaria. Hingga saat ini ditemukan lebih banyak kasus kematian warga akibat malaria dibanding covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memperingatkan bahwa angka kematian akibat penyakit malaria di kawasan sub-Sahara Afrika akan lebih tinggi dibandingkan dengan kematian akibat virus Covid-19.

Pada tahun lalu, ada lebih dari 409.000 orang di seluruh dunia, yang sebagian besar merupakan anak-anak di kawasan miskin Afrika yang meninggal akibat malaria dan Covid-19. Hingga membuat angka kematian semakin tinggi pada 2020 ini.

Baca Juga: Kasus Kerumunan Massa Masuk Penyidikan, Polisi Periksa Habib Rizieq dan Menantunya Hari Ini

“Perkiraan kami akan tergantung pada tingkat gangguan yang ditimbulkan oleh Covid-19. Bakal ada peningkatan kematian akibat malaria sekitar 20 ribu dan 100 ribu di kawasan sub-Sahara Afrika, yang sebagian besar dari mereka adalah anak-anak,” kata Pedro Alsonso, Direktur WHO untuk penanganan malaria, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa 1 Desember 2020.

Ia mengungkapkan, tampaknya angka kematian akibat malaria bakal lebih besar secara langsung ketimbang angka kematian karena Covid-19.

Kemudian, laporan WHO menemukan ada 229 juta kasus malaria total di seluruh dunia pada 2019 lalu.

Banyak negara di dunia telah berjuang dan bertahan melawan penyakit yang ditularkan akibat gigitan nyamuk ini dan pada saat yang sama menghadapi tantangan Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya.   

Baca Juga: Perang Berlanjut di Media Sosial, Twitter Blokir Akun Pendukung Kerajaan Thailand

Selain itu, WHO juga menyebutkan bahwa kesuksesan jangka panjang untuk mewujudkan dunia bebas malaria dalam satu generasi masih jauh dari kepastian.

Beberapa negara di Afrika yang paling buruk terkena wabah malaria terseok-seok dalam mencetak kemajuan sejak 2016 lalu.

Diketahui bahwa malaria menular melalui gigitan nyamuk dan terjadi di banyak belahan dunia. Separuh dari populasi dunia berisiko terkena malaria dan penyakit ini mematikan satu anak setiap dua menit.

Sementara, fokus pendanaan dunia dan perhatian telah teralihkan sehingga membuat kematian anak yang seharusnya bisa dicegah, menjadi semakin kecil.

Jumlah kasus malaria dan Demam Berdarah yang sama-sama diakibatkan gigitan nyamuk juga semakin banyak.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x