Sempat Berhenti Beroperasi saat Pandemi Diduga Jadi Salah Satu Kemungkinan Jatuhnya Sriwijaya Air

- 14 Januari 2021, 12:52 WIB
Ilustrasi pesawat Sriwijaya Air.
Ilustrasi pesawat Sriwijaya Air. /PMJ News

Ritchie menambahkan, masa dormansi menimbulkan beban tambahan untuk inspeksi dan pemeliharaan untuk memperbaiki bagian yang mungkin rusak. Selain itu, pilot yang mungkin tidak aktif selama masa pandemi membutuhkan waktu untuk kembali beradaptasi dengan penerbangan.

“Semua pesawat ini harus dioperasikan kembali secara perlahan, begitu pula dengan pilotnya,” kata Ritchie.

Pelatihan simulator penerbangan merupakan cara yang tepat bagi pilot dalam upaya mempertahankan kamahiran setelah vakum.

Seperti kebanyakan maskapai penerbangan, Sriwijaya Air terpaksa mengurangi operasi selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ciptakan Lapangan Kerja Tenaga Lokal, RI-China Tingkatkan Kerja Sama Industri hingga Kesehatan

Pada satu titik, maskapai itu hanya mengoperasikan lima dari 18 pesawatnya. Boeing 737-500 yang jatuh tidak beroperasi lagi hingga akhir tahun, menurut Kementerian Perhubungan.

Sang pilot, Kapten Afwan yang menerbangkan Sriwijaya Air SJ 182 diketahui telah menghabiskan sebagian besar waktunya tahun lalu dalam sesi simulator penerbangan untuk menjaga kemampuannya.

Menurut keterangan dari Flightradar24, setelah pesawat kembali beroperasi bulan lalu, Sriwijaya Air SJ 182 diterbangkan dari hanggar di Surabaya ke Jakarta pada 19 Desember 2020.

Pesawat tersebut kemudian melanjutkan layanan penumpang keesokan harinya, yakni pada 20 Desember 2020.

Baca Juga: Pengusaha Dubai Nyatakan Teguh Dukung Donald Trump Seiring Isu Pemakzulan

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x