Temui Vladimir Putin Pertama Kali sebagai Presiden, Joe Biden Tekankan Soal Alexei Navalny

- 27 Januari 2021, 12:23 WIB
Joe Biden lakukan panggilan pertama ke Vladimir Putin, tekan mengenai keputusan atas Alexei Navalny.
Joe Biden lakukan panggilan pertama ke Vladimir Putin, tekan mengenai keputusan atas Alexei Navalny. /Twitter/@JoeBiden

PR BEKASI - Gedung Putih dan Kremlin mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan pertemuan pertamanya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Selasa, 26 Januari 2021.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Sabah. Para pejabat AS menyampaikan Biden menyuarakan keprihatinan dirinya atas penangkapan tokoh oposisi Alexei Navalny.

Disebutkan, Biden menyatakan keprihatinannya sambil menekan Putin atas keterlibatan negaranya dalam kampanye spionase dunia maya besar-besaran, serta pemberian hadiah pada pasukan AS di Afghanistan.

Catatan positif dari komunikasi tersebut adalah kedua pemimpin negara sepakat agar tim mereka bekerja sama untuk menyelesaikan New START, perjanjian kontrol senjata AS-Rusia terakhir yang tersisa sebelum berakhirnya bulan depan.

Baca Juga: Nathalie Holscher Banyak Pikiran Hingga Keguguran, Sule: Ada Masalah, Cuma Dia dan Saya yang Tahu

"Dalam hari-hari terdekat, para pihak akan menyelesaikan prosedur yang diperlukan yang akan memastikan berfungsinya lebih lanjut dari pakta tersebut," kata Kremlin dalam pembacaan seruan tersebut.

Biden berusaha untuk melepaskan diri dari retorika hangat yang sering ditampilkan kepada Putin oleh pendahulunya, Donald Trump.

Akan tetapi, presiden yang dilantik pekan lalu tersebut juga sedang mencari ruang untuk berdiplomasi.

Tidak seperti pendahulunya, Biden tidak memberikan harapan untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia, tetapi mengindikasikan kalau dia ingin mengelola perbedaan dengan bekas musuh Perang Dingin itu tanpa harus menyelesaikannya atau meningkatkan hubungan.

Baca Juga: Sebut Indonesia Peringkat Kedua Negara Terkorup di Asia Tenggara, Ini Kata Pengamat Politik

Sementara agenda domestik yang berat dan keputusan membayangi yang dibutuhkan Iran dan Tiongkok, melakukan konfrontasi secara langsung dengan Rusia bukanlah sesuatu yang Biden cari.

Moskow menghubungi pekan lalu untuk meminta panggilan tersebut.

Menurut pejabat AS, yang mengetahui mengenai panggilan tersebut, Biden setuju tetapi dia ingin mempersiapkan dengan stafnya dan berbicara dengan sekutunya di Eropa terlebih dahulu.

Pada hari Selasa sebelum panggilannya dengan Putin, Biden berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, menjanjikan komitmen Amerika Serikat terhadap aliansi yang telah berusia puluhan tahun yang didirikan sebagai benteng melawan agresi Rusia.

Baca Juga: Bentuk Lagi Pam Swakarsa, Anggota DPR Minta Masa Lalu Dijadikan Pembelajaran

Biden mengatakan kepada Putin bahwa pemerintahannya sedang menilai pelanggaran SolarWinds.

Selain itu, dia juga membahas laporan yang mengatakan bahwa Rusia menawarkan hadiah kepada Taliban untuk membunuh pasukan Amerika di Afghanistan.

Biden mengatakan AS bersedia untuk membela diri dan akan mengambil tindakan, yang dapat mencakup sanksi lebih lanjut, untuk memastikan bahwa Moskow tidak bertindak dengan impunitas, menurut pejabat pemerintah.

Di antara masalah yang dibahas dalam perbincangan tersebut adalah mengenai pandemi virus korona, perjanjian nuklir Iran, Ukraina, dan masalah terkait perdagangan dan ekonomi.

Baca Juga: Disebut Minta Nita Thalia Jadi Istri Kedua, Raffi Ahmad: Becanda, Satu Aja Gak Habis-habis!

Seruan itu datang ketika Putin mempertimbangkan setelah protes pro-Navalny yang terjadi di lebih dari 100 kota Rusia selama akhir pekan.

Tim Biden telah bereaksi keras terhadap tindakan yang diambil Rusia terhadap para demonstran tersebut, yang dianggap keras.

Di mana lebih dari 3.700 orang ditangkap di seluruh Rusia, termasuk lebih dari 1.400 di Moskow, dikatakan akan ada lebih banyak protes yang direncanakan akhir pekan mendatang.

Baca Juga: Disebut Minta Nita Thalia Jadi Istri Kedua, Raffi Ahmad: Becanda, Satu Aja Gak Habis-habis!

Navalny, seorang juru kampanye anti-korupsi dan kritikus Putin yang paling terkenal, ditangkap pada 17 Januari ketika dia kembali ke Rusia dari Jerman, di mana dia menghabiskan hampir lima bulan untuk memulihkan diri dari keracunan zat saraf.

Biden sebelumnya telah mengutuk tindakan dari penggunaan senjata kimia era Uni Soviet tersebut.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x