Dituduh sebagai Otak di Balik Bom Bunuh Diri, Komandan Pasukan ISIS Tewas Terbunuh di Irak

- 29 Januari 2021, 19:53 WIB
Ilustrasi pasukan ISIS mendesak militan untuk berbaris ke Baghdad, Irak pada 12 Juni 2014./Al Arabiya News
Ilustrasi pasukan ISIS mendesak militan untuk berbaris ke Baghdad, Irak pada 12 Juni 2014./Al Arabiya News /

PR BEKASI - ISIS merupakan jaringan besar teroris yang tersebar di beberapa negara. Atas keberadaannya tersebut hingga saat ini dinilai mengancam keamanan.

Sejumlah kasus bom bunuh diri di beberapa negara yang dilakukan oleh ISIS menjadi perhatian dunia lantaran hal tersebut dianggap telah melanggar hukum internasional.

Selanjutnya, salah satu tokoh penting ISIS, Abu Yaser al-Issawi dilaporkan tewas akibat terbunuh oleh militer Irak.

Baca Juga: Mulai 1 Februari 2021, Pulsa, Kartu Perdana, dan Token Listrik Akan Dikenai Pajak oleh Negara

Dikabarkan bahwa selama ini, Issawi dikenal juga sebagai komandan dan deputi khalifah ISIS di Irak.

"Prajurit kita yang heroik berhasil membunuh komandan Daesh Abu Yaser Al-Issawi dalam operasi intelijen," kata Perdana Menteri Irak, Mustafa Al-Kadhimi, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 29 Januari 2021.

Sebelumnya, ISIS masih beroperasi di Irak. Beberapa waktu terakhir, mereka berkali-kali melakukan teror bom di sejumlah kota dengan total korban jiwa melebihi 30 orang.

Baca Juga: Terpilihnya Listyo Sigit karena Presiden 'Sayang', Feri Amsari: Harusnya Tidak Beri 'Cek Kosong' Tanpa Pidato

Aksi terbaru ISIS terjadi pada pekan lalu. Kedua anggotanya melakukan serangan bom bunuh diri di alun-alun Tayaran, Baghdad.

Dalam serangan itu, yang disebut sebagai serangan teror terbesar di Irak dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 32 orang menjadi korban.

Sementara itu, pemerintah Irak pun tidak menjelaskan secara rinci terkait peranan Issawi dalam serangan teror tersebut.

Baca Juga: Hadiri Pesta Ulang Tahun Kucing, Puluhan Tamu Undangan malah Terinfeksi Covid-19

Namun, mereka mengatakan bahwa beberapa teror terakhir di Irak mensinyalkan kembalinya kelompok ekstrimis yang dipukul mundur pada 2017 lalu.

Diketahui bahwa kebanyakan dari anggota ISIS adalah kombatan Muslim Sunni. Melakukan serangan bunuh diri adalah salah satu taktik mereka yang khas, banyak digunakan di pendudukan Irak oleh Amerika Serikat (AS) usai kejatuhan Saddam Hussein di tahun 2003 lalu.

Kombatan-kombatan tersebut kemudian direkrut oleh ISIS. Dengan bantuan mereka, ISIS menguasai sepertiga wilayah Irak di tahun 2014.

Baca Juga: Mulai Malam Ini Jauhkan HP Anda Saat Tidur, Ternyata Bahaya Radiasi Smartphone Bisa Pengaruhi Banyak Organ

Namun, 3 tahun kemudian, pasukan mereka berhasil dipukul mundur dari Irak. Puncaknya, di tahun 2019, pasukan AS berhasil membunuh pucuk pimpinan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi dalam serbuan di Suriah.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x