Bak Tsunami, Gletser Himalaya Pecah Sebabkan Bajir Bandang, Ratusan Warga India Dikabarkan Hilang

- 8 Februari 2021, 11:19 WIB
Tangkapan layar video menunjukan aliran banjir bandang akibat gletser pecah menyapu menerjang negara bagian Uttarakhand, India, Minggu, 7 Februari 2021
Tangkapan layar video menunjukan aliran banjir bandang akibat gletser pecah menyapu menerjang negara bagian Uttarakhand, India, Minggu, 7 Februari 2021 //Al Jazeera

 

PR BEKASI - Banjir bandang layaknya tsunami menerjang negara bagian Uttarakhand di India utara akibat gletser pecah dari pegunungan Himalaya pada Minggu, 7 Februari 2021.

Bencana yang disebut media India dengan “tsunami Himalaya” tersebut diperkirakan telah menyebabkan ratusan orang tewas setelah menerjang sebuah proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di wilayah tersebut.

Sebuah rekaman dari saluran TV dan kantor berita India menunjukkan aliran banjir bandang akibat gletser tersebut menerjang apapun yang menghalangi jalannya saat menuruni lereng pegunungan Himalaya.

Baca Juga: Harga Bawang Putih Turun, Berikut Harga Kebutuhan Pokok di Jawa Barat Pekan Ini

“Ada awan debu saat air mengalir. Tanah berguncang seperti gempa bumi,” kata seorang warga Uttarakhand, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera

Sampai saat ini, tim penyelamat India baru menemukan tujuh jenazah korban di sekitar PLTA akibat banjir bandang tersebut

"Tujuh mayat telah ditemukan dari lokasi dan operasi penyelamatan sedang berlangsung," kata seorang pejabat lokal setempat.

Baca Juga: Cetak Rekor Gol ke-500 Saat Lawan Crotone, Zlatan Ibrahimovic Saingi Lionel Messi dan Ronaldo

Selain itu, sebanyak 150 orang juga dinyatakan hilang dan dikhawatirkan telah tewas tertimbun material.

“Sebagian besar yang hilang adalah pekerja di PLTA yang dilanda banjir, yang disebabkan oleh sebagian besar gletser yang pecah dari lereng gunung lebih jauh ke hulu,” kata kepala polisi Uttarakhand, Ashok Kumar.

“Ada 50 pekerja di pabrik Rishi Ganga dan kami tidak memiliki informasi tentang mereka. Sekitar 150 pekerja ada di Tapovan. Sekitar 20 orang terjebak di dalam terowongan. Kami mencoba menjangkau pekerja yang terperangkap," katanya.

Baca Juga: Babak Belur dari Manchester City, Jurgen Kloop Ubah Target Liverpool untuk Amankan Posisi Liga Champions

Dengan jalan utama yang tersapu air, terowongan dipenuhi lumpur dan bebatuan dan tim penyelamat paramiliter harus menuruni lereng bukit dengan tali untuk mendapatkan akses ke pintu masuk.

Ratusan pasukan dan paramiliter bersama dengan helikopter militer dan pesawat lainnya telah dikirim ke wilayah tersebut.

Perdana Menteri India, Narendra Modi turut mengungkapkan rasa duka citanya akibat bencana alam tersebut.

Baca Juga: Menteri PUPR Basuki Sebut Banjir Semarang Siklus 50 Tahun, Andi Arief: Harusnya Bisa Diperhitungkan

“India mendukung Uttarakhand dan negara berdoa untuk keselamatan semua orang di sana. Terus berbicara dengan otoritas senior dan mendapatkan kabar terbaru tentan pekerjaan penyelamatan dan operasi bantuan,” katanya.

Negara Bagian Uttarakhand diketahui merupakan wilayah yang rentan terhadap banjir bandang dan tanah longsor.

Pada Juni 2013 lalu, rekor curah hujan menyebabkan banjir dahsyat yang menewaskan hampir 6.000 orang di wilayah tersebut.

Baca Juga: Hujan Deras Sebabkan Luapan Sungai Ciliwung, 4 Wilayah Ini Tergenang Banjir Parah Sejak Minggu

Ranjan Panda, seorang pakar lingkungan India telah mengkritik proyek pembangunan PLTA di daerah tersebut sejak lama dikarenakan wilayah tersebut rentan dengan berbagai bencana alam.

“Pemerintah seharusnya tidak lagi mengabaikan peringatan dari para ahli dan berhenti membangun proyek pembangkit listrik tenaga air dan jaringan jalan raya yang luas di ekosistem yang rapuh ini,” katanya.

Dirinya juga menambahkan akibat pemanasan global yang semakin memburuk dapat semakin memperparah gletser pecah yang dapat mengakibatkan kembali “tsunami Himalaya” di wilayah tersebut.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah