PR BEKASI - Junta militer yang kini berkuasa di Myanmar memperingatkan pengunjuk rasa pro-demokrasi bahwa mereka berisiko untuk ditembak di kepala atau punggung.
Peringatan tersebut dilontarkan ketika para aktivis menyerukan unjuk rasa besar pembangkangan terhadap para jenderal pada Hari Angkatan Bersenjata negara tersebut pada Sabtu, 27 Maret 2021.
Pasukan militer telah kembali menewaskan empat nyawa dalam demonstrasi yang terjadi pada Jumat kemarin.
Dengan itu, total korban dilaporkan mencapai lebih dari 320 orang, dalam tindakan keras kudeta terhadap pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Baca Juga: Tagih Janji Menteri Lutfi untuk Mundur, Rocky Gerung: Karena yang Benar adalah Jokowi dan PDIP
Baca Juga: Istri Mencari Nafkah dan Suami Menganggur? Begini Hukumnya
Baca Juga: Dua Remaja Indonesia Dirundung dan Ditampar di AS, KJRI New York Telepon Wali Kota Philadelphia
"Anda harus belajar dari tragedi kematian yang buruk sebelumnya bahwa Anda bisa berada dalam bahaya ditembak di kepala dan punggung," kata salah satu siaran di saluran berita negara MRTV.
Peringatan itu tidak secara khusus mengatakan bahwa pasukan keamanan telah diberi perintah tembak untuk membunuh.