PR BEKASI - Pasukan keamanan Myanmar kembali melakukan penembakan kepada para demonstran anti-kudeta pada Sabtu, 27 Maret 2021.
Penembakan terbaru telah menewaskan sedikitnya 64 orang bahkan memakan korban seorang anak laki-laki.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, kejadian tersebut terjadi di saat para pemimpin junta yang berkuasa mengatakan militer akan melindungi rakyat dan memperjuangkan demokrasi namun faktanya hal tersebut tidak terlaksana.
Para pengunjuk rasa menentang aksi para jenderal dalam perayaan Hari Angkatan Bersenjata, yang faktanya di lapangan kebanyakan mereka ditembak di kepala dan punggung.
Baca Juga: Siap Kolaborasi dengan Gibran, Fahri Hamzah: Kami Sepakat ke Depan Akan Sering Ngobrol
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Anda Gagal karena Disebut Terdaftar Bansos? Lakukan Hal Ini Segera
"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," ujar Dr. Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti-junta yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, kepada sebuah forum online.
Kematian pada hari Sabtu disebut sebagai salah satu hari paling berdarah sejak kudeta yang membuat jumlah warga sipil yang dilaporkan tewas menjadi hampir 400. Puluhan ribu orang berdemonstrasi di beberapa bagian negara Myanmar pada hari Sabtu.