“Wilayah dunia yang berisiko akan sangat menyempit, pertama ke koridor yang semakin sempit yang membungkus sebagian besar Bumi, dan kemudian ke lokasi jejak kaki tertentu di Bumi,” kata singkatnya.
Para ahli luar angkasa mengatakan hal paling berbahaya dari tabrakan asteroid tersebut adalah semburan udara yang menyebabkan tekanan ledakan berlebih yang mungkin mencapai tingkat yang tidak dapat dihindari.
"Ukuran area potensi kerusakan akibat ledakan dapat berkisar dari lokal (beberapa kilometer) di ujung kecil pada kisaran ukuran asteroid yang memungkinkan, hingga regional (ratusan kilometer) pada akhirnya,” katanya.
Salah satu kelompok yang terlibat dalam konferensi tersebut adalah Planetary Society, sebuah organisasi yang bekerja dengan komunitas ilmiah dan pembuat keputusan dengan satu tujuan: "Mengurangi risiko Bumi ditabrak asteroid atau komet."
Kelompok tersebut menekankan kehancuran yang dapat ditimbulkan oleh dampak seperti itu bukan hanya kerusakan langsung asteroid tetapi juga efek jangka panjang dari berbagai krisis yang dapat ditimbulkannya.
“Dampak pada atau atas kota padat penduduk dapat menyebabkan jutaan kematian, dan dampak pada air dapat menyebabkan banjir besar di garis pantai,” kata mereka.
“Setiap dampak besar akan menyebabkan kerusakan, cedera, dan kematian yang meluas, dan akan menciptakan krisis kemanusiaan dan pengungsi yang tak tertandingi di seluruh dunia,” tambah mereka.
Dalam simulasi konferensi, Asteroid 2021 PDC diperkirakan akan menabrak Eropa, Amerika Utara dan sebagian Afrika.
Baca Juga: Joseph Paul Zhang Lecehkan Umat Muslim, PBNU: Jangan Terprovokasi, Serahkan ke Polisi