Temukan Gunung Api Raksasa di Bawah Lapisan Es Antartika, Peneliti: Letusannya Bisa Hancurkan Separuh Bumi

- 1 Mei 2021, 14:10 WIB
Para ilmuwan telah menemukan gunung berapi raksasa (supervolcano) di bawah lapisan es Antartika yang ukurannya lebih besar dan berpotensi lebih berbahaya daripada salah satu gunung berapi paling mengerikan di dunia, supervolcano Yellowstone.
Para ilmuwan telah menemukan gunung berapi raksasa (supervolcano) di bawah lapisan es Antartika yang ukurannya lebih besar dan berpotensi lebih berbahaya daripada salah satu gunung berapi paling mengerikan di dunia, supervolcano Yellowstone. /REUTERS / Sigtryggur Johannsson/REUTERS

PR BEKASI – Para ilmuwan khawatir setelah menemukan sekelompok gunung berapi raksasa (supervolcano) di bawah lapisan es Antartika.
 
Diketahui, salah satu supervolcano tersebut berukuran lebih besar dan berpotensi lebih berbahaya daripada gunung berapi raksasa Yellowstone di AS.
 
Letusan supervolcano Antartika tersebut disebut-sebut bisa menghancurkan hampir setengah planet Bumi.

Baca Juga: Layaknya Film Bollywood! Suami di India Ini Rela Bantu Istrinya Menikahi Pria Lain 

Supervolcano tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan letusan monster yang akan menyebabkan lapisan es Antartika mencair dengan dahsyat meskipun letaknya berada jauh di bawah lapisan es Antartika yang tebal.
 
Miliaran ton air tawar akan mengalir ke lautan, yang tidak hanya akan menyebabkan peningkatan level yang terakhir, tetapi juga menyebabkan gangguan arus utama laut, khususnya Arus Teluk.
 
Mencairnya 2 persen dari lapisan es Antartika menyebabkan banjir memenuhi kota-kota seperti New York, Amsterdam, Shanghai, dan banyak kota besar pesisir lainnya.
 
Sebagian besar pulau di kawasan Samudra Hindia dan Samudra Atlantik akan selamanya tenggelam.

Baca Juga: Bikin Lagu ‘Nissa Sabyan I Love You So Much’ Tanpa Sepengetahuan Istri, Aldi Taher Kena Semprot Mertua

Semua penghuni planet ini, di mana pun mereka berada, akan merasakan dampak dari lontaran abu oleh supervolcano Antartika tersebut.
 
Selain itu, emisi uap air yang sangat besar yang dihasilkan karena kontak lahar panas dan es yang membeku akan berdampak buruk pada iklim Bumi.
 
Hujan abu yang berpotensi berlangsung lama akan mengubah seluruh wilayah planet ini menjadi ruang yang tidak bisa dihuni.
 
Supervolcano Yellowstone terletak di Wyoming di wilayah Taman Nasional Yellowstone dan menempati sepertiganya.

Baca Juga: Yakin Munarman Bukan Teroris, Politisi PKS: Jangan Gampang Menuduh Teroris!

Dari sudut pandang geologi, dampak hal ini menyebBkN munculnya titik panas gelembung besar magma cair sehingga dataran tinggi berpotensi tertutup.
 
Ilmuwan mengetahui bahwa terdapat sejarah mengenI  tiga letusan gunung berapi super ini yang terjadi pada 2.1 juta tahun yang lalu, 1.3 juta, dan 640 ribu tahun.
 
Letusan terjadi setiap 600-800 selama ribuan tahun, yang berarti saat ini umat manusia mengkhawatirkan kapan waktu letusan Yellowstone tiba.
 
Ahli gunung berapi, Brian Walsh, menjelaskan letusan yang tak terhindarkan, mengatakan bahwa gempa bumi yang kuat pertama kali akan terjadi yang berarti  mengindikasikan magma sedang bergerak ke permukaan.

Baca Juga: Yakin Munarman Bukan Teroris, Politisi PKS: Jangan Gampang Menuduh Teroris! 

Kemudian ledakan kaldera berpotensi akan mengikuti dan lahar akan membanjiri selama beberapa hari, semuanya dalam radius 65 kilometer dari gunung berapi.
 
Awan abu panas akan merusak vegetasi pada jarak yang sangat jauh, merusak infrastruktur, saluran listrik, dan mengganggu pasokan air.
 
“Bagi Amerika Serikat, ini akan menjadi bencana yang nyata, tetapi seluruh planet akan menderita,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Forum Daily.
 
Pelepasan abu ke atmosfer menurutnya akan menyebabkan musim dingin yang berlangsung lama.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Forum Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x