Cegah Kondisi Semakin Buruk, WHO Minta Perjanjian Internasional Soal Pandemi Covid-19 Segera Digelar

- 1 Juni 2021, 15:11 WIB
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta agar perjanjian internasional soal pandemi Covid-19 segera digelar.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta agar perjanjian internasional soal pandemi Covid-19 segera digelar. /Twitter.com/@DrTedros


PR BEKASI - Pandemi Covid-19 yang mengancam seluruh negara di dunia masih belum usai hingga saat ini.

Hal tersebut kemudian semakin menjadi sorotan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa kini sudah saatnya ada pembahasan soal perjanjian internasional.

Perjanjian internasional tersebut untuk merespon kondisi pandemi Covid-19 yang masih menjadi ancaman.

Baca Juga: Cegah Stigma, WHO Bakal Beri Nama Baru untuk Varian Virus Covid-19

Seperti diketahui bahwa dampak pandemi Covid-19 dirasakan gampir seluruh negara di dunia begitu besar.

Tak hanya soal kesehatan, kondisi ekonomi sejumlah negara pun dilaporkan sempat melemah.

Menurutnya, perjanjian internasional itu penting untuk mencegah pandemi Covid-19.

Ghebreyesus juga menyampaikan bahwa hal tersebut dalam pertemuan tingkat menteri tahunan.

Baca Juga: Jam Kerja Panjang Dapat Bunuh Ratusan Pekerja tiap Tahun, Begini Penjelasan WHO

Menurut laporan Reuters, usulan Ghebreyesus disambut baik oleh para menteri.

Namun, mereka juga mendorong adanya reformasi terhadap WHO untuk memperkuat kapasitas respon organisasi dan negara anggota terhadap virus.

"Kami jujur menghadapi tantangan berat untuk menjaga respon pandemi Covid-19 pada level sekarang karena membutuhkan pendanaan yang berkelanjutan serta fleksibel," kata Ghebreyesus, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 1 Juni 2021.

Rencananya, kata Ghebreyesus, keputusan soal reformasi WHO dan perjanjian internasional soal respon pandemi akan ditetapkan pada 29 November nanti.

Baca Juga: Soroti Kondisi Pandemi Covid-19 di India, WHO Sebut Jika Lengah Bisa Terjadi di Sejumlah Negara

Jika jadi, lanjutnya, maka negosiasi dari isi perjanjian akan dimulai di situ.

"Menurut saya, hal yang akan sangat memperkuat WHO dan keamanan kesehatan global (untuk merespon pandemi) adalah perjanjian internasional kesiapan merespon pandemi," kata Ghebreyesus.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mendukung adanya perjanjian internasional dan reformasi WHO.

Menurutnya, penting ada sistem pengawasan global dan penguatan fungsi WHO agar mampu merespon pandemi dengan lebih efektif serta efisien lagi.

Baca Juga: Kewalahan Tangani Lonjakan Kasus Covid-19, WHO: Situasi di India Sangat Memilukan

Sementara itu, Morrison mengakui bahwa perjalanan untuk mendapatkan reformasi dan perjanjian yang disepakati bersama akan sulit.

Ia menjelaskan bahwa setiap negara memiliki kepentingan dan pertimbangan masing-masing.

Oleh karena itu, jika reformasi dan perjanjian internasional ingin diwujudkan, Morrison berkata ego masing-masing harus dikesampingkan.

"Jika kita mau reformasi (WHO) dan perjanjian internasional, maka kita harus bekerjasama dan mengesampingkan perbedaan," ujar Morrison.

Baca Juga: WHO: Pandemi Covid-19 Belum Dapat Berakhir Dalam Waktu Dekat

Selain itu, Direktur Layanan Darurat WHO, Mike Ryan, menyambut baik kedua rencana itu.

Menurutnya, pathogen sekarang dalam kondisi unggul dan hal itu tidak bisa dibiarkan.

Jika dibiarkan, mereka bisa diam-diam muncul dan menjadi ancaman baru layaknya Covid-19.

"Saat ini Pathogen lebih unggul. Mereka bisa muncul diam-diam dalam kondisi planet yang tidak imbang seperti sekarang. Kita harus mengubah segala hal yang membuat kita rentan terhadap pandemi. Kesatuan bisa menjadi kekuatan," kata MikeRyan

Menurut data WHO, tercatat ada 171 juta kasus dan 3.5 juta kematian akibat Covid-19.

Angka kasus per hari bisa mencapai lebih dari 500 ribu orang sementara angka kematian per hari berada di atas 10.000.

Namun, hingga saat ini jadwal digelarnya perjanjian internasional tersebut belum disampaikan secara resmi.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x