Albert Einstein Ramalkan 'Malapetaka Terakhir' Bagi Palestina, Israel Bakal Segera Runtuh?

- 5 Juni 2021, 08:50 WIB
Ilustrasi. Albert Einstein pernah meramalkan 'malapetaka terakhir' bagi Palestina yang dinilai merupakan akhir dari keruntuhan Israel.*
Ilustrasi. Albert Einstein pernah meramalkan 'malapetaka terakhir' bagi Palestina yang dinilai merupakan akhir dari keruntuhan Israel.* /Reuters

PR BEKASI - Fisikawan terbesar dalam sejarah, Albert Einsten ternyata pernah memberikan prediksi mengenai kejatuhan Israel.

Bahkan 10 tahun sebelum Palestina diduduki Israel pada 1948, Albert Einstein lebih dulu mengungkapkan prediksinya.

Albert Einstein menggambarkan pembentukan Israel sebagai sesuatu yang bertentangan dengan sifat esensial Yudaisme.

Baca Juga: Tiga Penemu Teori Black Hole Menangi Nobel Fisika 2020, 50 Tahun Jawab Keraguan Albert Einstein

Setelah melarikan diri dari Adolf Hitler di Jerman hingga akhirnya menjadi warga negara Amerika Serikat (AS), Einstein masih tak yakin mengenai fasisme.

Einstein mengaku muak dengan kekerasan yang menyelimuti pembentukan Israel.

Diketahui, Einsten pernah ditawari menjadi Presiden Israel oleh Perdana Menteri pendiri negara bagian, David Ben-Gurion, pada 1952.

Baca Juga: Terancam Dipenjara, Kekuasaan PM Israel Benjamin Netanyahu Kini di 'Ujung Tanduk'

Kendati tak menolak secara lantang, Einstein meyakini bahwa peran yang ditawarkan padanya akan bertentangan dengan pendiriannya sebagai seorang pasifis.

Selain itu, dia juga enggan pindah ke Timur Tengah dan meninggalkan rumahnya di Princeton, New Jersey, yang pada saat itu merupakan salah satu tempat bagi pengungsi Jerman.

Dalam surat terakhirnya, Einstein pernah memperingatkan soal 'malapetaka terakhir' yang akan dihadapi Palestina.

Baca Juga: Pemerintahan Baru Israel Siap Gulingkan Netanyahu, Bagaimana Nasib Warga Palestina?

Surat singkat itu ditujukan untuk Shepad Rafikin, yakni Direktur Ekeskutif American Friends of the Fighter for the Freedom of Israel yang berbasis di New York.

Kelompok ini awalnya dibentuk untuk mempromosikan gagasan anti-Inggris dari Stern Gang, dan mengumpulkan dana untuk mengusir Inggris dari Palestina.

Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, surat tersebut ditulis tak lama setelah Einstein mendengar kabar pembantaian Deir Yassin di Yerussalem Barat pada April 1948.

Baca Juga: Oposisi Israel Bentuk Pemerintahan Baru, Mulai Bergerak Akhiri 12 Tahun Kekuasaan Netanyahu

Pada saat itu, 12 teroris yang dipimpin bakal Perdana Menteri Israel, Yirzhak Shamir, membantai 100 hingga 250 warga Palestina.

Beberapa warga Palestina meninggal karena terkena tembakan, sedangkan beberapa lainnya tewas setelah rumah mereka dilempari granat.

Selain itu, dilaporkan pula adanya pemerkosaan, penyiksaan, dan mutilasi dalam insiden tersebut.

Baca Juga: Ratusan Anggota Suku Asli Israel yang Hilang Siap Pulang Kampung, Kini Terganjal di India

"Yang terhormat,

Ketika bencana nyata dan terakhir harus menimpa di Palestina, yang pertama bertanggung jawab untuk itu adalah Inggris dan yang kedua bertanggung jawab untuk itu organisasi Teroris membangun [sic] dari barisan kita sendiri. Saya tidak ingin melihat siapa pun yang terkait dengan orang-orang yang disesatkan dan kriminal itu.

Hormat kami,

Albert Einstein," demikian isi surat tersebut.

Baca Juga: Tentara Israel Berhasil Tangkap Pemimpin Hamas di Tepi Barat, Jubir: Perlawanan Tak Akan Padam

Sebulan kemudian, muncul legitimasi yang diklaim oleh pendirinya, yakni Resolusi Pemisahan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada November 1947.

Dalam legitimasi tersebut, Palestina diusulkan menjadi dua negara, satu negara Yahudi dan satu negara Arab, dengan Yerusalem dikelola secara independen oleh kedua belah pihak.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x