ICRC Tawarkan Mediasi Pertukaran Antara Tahanan Israel dan Hamas

- 5 Juni 2021, 17:05 WIB
Palang Merah Internasional tawarkan mediasi pertukaran tahanan Israel dan Hamas.
Palang Merah Internasional tawarkan mediasi pertukaran tahanan Israel dan Hamas. /Fawzi Mahmoud/The Palestine Chronicle

PR BEKASI - Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya siap untuk menengahi antara Hamas dan Israel.

Hal tersebut dilakukan untuk mengamankan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel.

“Saya telah menyampaikan kepada kedua belah pihak tawaran kami untuk menjadi perantara netral, jika ada pertukaran yang dinegosiasikan untuk tahanan atau sisa-sisa manusia,” kata Robert Mardini selaku direktur jenderal ICRC, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Palestine Chronicle, Sabtu, 5 Juni 2021.

 Baca Juga: Israel Kian Bringas, Anak 14 Tahun Ini Ditangkap Gara-gara Lukis Bendera Palestina di Wajah Teman

Menurut Klub Tahanan Palestina, Israel saat ini telah menampung 4.650 warga Palestina, termasuk sekitar 180 anak-anak dan 39 wanita.

Sedangkan Hamas saat ini telah menahan empat tentara Israel, termasuk dua yang disandera selama konflik 2014.

Selain itu, sisa-sisa tentara Israel Oron Shaul dan Hadar Goldin telah ditahan oleh Hamas sejak 2013.

Baca Juga: Albert Einstein Ramalkan 'Malapetaka Terakhir' Bagi Palestina, Israel Bakal Segera Runtuh?

Tawaran ICRC mengikuti komentar pemimpin Hamas Yahya Sinwar, yang mengatakan  bahwa kelompok itu siap untuk negosiasi segera untuk pertukaran tahanan.

"Sekarang ada peluang nyata untuk memajukan file ini,” kata Yahya Sinwar selaku kepala sayap politik Hamas di Jalur Gaza, menanggapi pertanyaan AFP tentang kemungkinan pertukaran tahanan.

Israel telah mengancam untuk mencegah upaya rekonstruksi di Gaza kecuali kesepakatan antara kedua belah pihak tercapai untuk mengamankan kembalinya tahanan Israel dan sisa-sisa tentara.

Baca Juga: Terancam Dipenjara, Kekuasaan PM Israel Benjamin Netanyahu Kini di 'Ujung Tanduk'

Menyusul tawaran mediasinya, Mardini juga menyayangkan kondisi mengerikan yang dialami warga Gaza.

“Orang-orang di Gaza sangat terpengaruh oleh eskalasi terbaru. Dengan setiap putaran pertempuran, mereka menjadi lebih buruk, dengan mata pencaharian dan rumah hancur sekali lagi," katanya Mardini.

“Bantuan kemanusiaan, yang sekarang mencegah runtuhnya beberapa layanan penting di Gaza, bukanlah solusi yang berkelanjutan,” sambungnya.

Baca Juga: Oposisi Israel Bentuk Pemerintahan Baru, Mulai Bergerak Akhiri 12 Tahun Kekuasaan Netanyahu

Pertukaran tahanan besar yang terakhir antara Israel dan Hamas terjadi pada 2011.

Ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pembebasan 1.027 tahanan Palestina, dengan imbalan tentara Israel Gilad Shalit.

Sementara itu, gencatan senjata baru-baru ini diumumkan antara Hamas dan Israel, setelah 11 hari kekerasan, di mana serangan Israel telah menewaskan lebih dari 250 warga Palestina, termasuk 67 anak-anak.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Palestine Chronicle


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x