Dia juga mengatakan bahwa begitu penumpang naik, roller coaster akan naik dengan lambat ke puncak yang tingginya mencapai 510 meter di udara.
"Begitu mereka berada di atas, itu memberi semua orang keputusan untuk berhenti dan kembali turun dengan aman. Setelah itu, setiap orang harus menekan tombol secara manual untuk memulai perjalanan," ujarnya.
Kemudian roller coaster itu akan jatuh dengan kecepatan 223 mil per jam, dan melewati tujuh putaran.
"Mengendarai lintasan coaster, pengendara mengalami serangkaian elemen gerak intensif yang menyebabkan berbagai pengalaman unik, mulai dari euforia hingga sensasi, dan dari penglihatan terowongan hingga kehilangan kesadaran, dan akhirnya mengalami kematian," ujar Luke.
Selain itu akibat dari roller coaster tersebut, kemungkinan besar bisa membuat penumpang tidak sadarkan diri, karena laju kecepatan dari roller coaster membuat darah mengalir ke ekstremitas bawah tubuh, sehingga menyebabkan kekurangan oksigen di otak.
Baca Juga: Kode Redeem FF 'Free Fire' yang Belum Digunakan Hari Ini, 9 Juni 2021: Ada Skin dan Diamond Gratis
Proyek roller coaster tersebut dianugerahi Penghargaan Publik Seni Teknologi Baru Pembaruan pada 2013, telah menjadi fenomena media yang unik sejak diluncurkan.
Pada upacara pembukaannya, Urbonas menjelaskan bahwa wahana ini dirancang bagi penumpang untuk merenungkan kembali keputusan yang telah mereka ambil.
Tetapi untungnya desain roller coaster tersebut tidak pernah dikembangkan lagi sejak diluncurkan pada satu dekade lalu.***