PR BEKASI - Setengah dari populasi orang Zimbabwe, Afrika masuk ke jurang kemiskinan ekstrem karena pandemi Covid-19.
Sekitar 7.9 juta orang dilaporkan akan mengalami krisis ekonomi karena pemerintah belum bisa mengatasi datangnya badai pandemi.
Menurut laporan pembaruan ekonomi dan sosial Bank Dunia, angka kemiskinan ekstrem ini terjadi pada 2011 dan 2020, dengan anak-anak menanggung beban penderitaan dari krisis.
Baca Juga: Pengangguran Beriman di Zimbabwe Puasa 40 Hari 40 Malam demi Mendapatkan Mobil Lamborghini
Sedangkan pada 2021, data tersebut menunjukkan 7.9 juta orang akan mengalami kemiskinan ditambah harga-harga kebutuhan pokok melonjak naik.
"Jumlah orang miskin ekstrem diperkirakan akan tetap pada angka 7.9 juta pada 2021 di tengah kenaikan harga yang terus melonjak, dan pemulihan ekonomi di sektir pekerja dan upah yang lambat," menurut laporan tersebut, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Guardian pada Senin, 21 Juni 2021.
"Mengingat jaring pengaman sosial yang terbatas untuk melindungi tingginya jumlah orang miskin, rumah tangga cenderung beralih ke strategi penanggulangan yang negatif," sambung pernyataan itu.
Baca Juga: Selamatkan Anaknya, Ibu di Zimbabwe Cekik Buaya di Hidungnya
Pandemi yang berlangsung sejak akhir 2019 hingga saat ini telah menjerumuskan sekitar 1.3 juta orang Zimbabwe ke dalam kemiskinan karena pekerjaan dan pendapatan warganya hilang di daerah perkotaan.