Muchtar juga mengatakan bahwa Karni mencoba memutarbalikkan fakta tentang situasi di Palestina.
"Dari sudut pandang kemanusiaan, setiap manusia tidak akan setuju dengan kolonialisme," kata Muchtar.
Muchtar juga menolak pernyataan yang mengatakan bahwa Israel hanya memerangi Hamas, bukan Palestina.
"Jika yang terjadi di Palestina adalah perang Israel melawan Hamas, mengapa faksi-faksi perlawanan lainnya, termasuk Fatah, yang melakukan pembalasan?," katanya, menambahkan.
Baca Juga: PM Israel Naftali Bennett Beri Peringatan Kepada Hamas, Kesabarannya Telah Habis
Sedangkan, Agung Nurwijoyo selaku pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia, mengatakan bahwa membuka hubungan diplomatik dengan Israel bukanlah prioritas kebijakan luar negeri Indonesia saat ini.
"Kami juga belajar dari normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab baru-baru ini bahwa itu bukan jaminan perdamaian," kata Nurwijoyo kepada media AA.
Dia mengatakan Israel berusaha menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia karena pengakuan kedaulatan Israel oleh negara-negara mayoritas Muslim akan menambah legitimasi klaim Tel Aviv.
"Pembukaan hubungan diplomatik merupakan pintu masuk bagi kerjasama formal yang lebih luas antara Indonesia dan Israel, termasuk perdagangan, investasi dan pertahanan," ucapnya.