Ilmuwan Ungkap Epidemi Virus Corona Sudah Ada sejak 20 Ribu Tahun Lalu di Asia Timur

- 27 Juni 2021, 11:40 WIB
Ilustrasi: Kelelawar diduga menjadi sumber datanganya virus Corona atau Covid-19.
Ilustrasi: Kelelawar diduga menjadi sumber datanganya virus Corona atau Covid-19. /PIXABAY/

PR BEKASI - Para ilmuwan mengatakan bahwa sebelumnya mereka telah menemukan epidemi virus corona di Asia Timur.

Sehubungan dengan temuan tersebut, ilmuwan juga mengatakan bahwa epidemi dari virus corona telah terjadi lebih dari 20.000 tahun yang lalu di Asia Timur.

Dalam dua dekade terakhir ini, ada beberapa epidemi virus corona yang terjadi di Asia timur, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui The Print, Minggu, 27 juni 2021.

Baca Juga: Joe Biden Pertanyakan Rencana China yang Akan Menyelidiki Asal-Usul Covid-19

Virus pertama adalah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), yang berasal dari Cina pada 2002, yang telah menewaskan lebih dari 800 orang.

Kedua virus MERS atau Sindrom Pernafasan Timur Tengah, yang pertama kali dilaporkan di Arab Saudi pada 2012, yang menewaskan lebih dari 850 orang.

Kemudian sekarang, yaitu SARS-CoV-2, yang menyebabkan infeksi virus Covid-19, yang telah menewaskan setidaknya lebih dari 3.8 juta orang di seluruh dunia sejauh ini.

Baca Juga: Ilmuwan China Minta Penelitian Asal-usul Covid-19 Beralih ke AS, Mengapa?

Sementara itu, sebuah studi baru dalam jurnal Current Biology juga telah menunjukkan bahwa epidemi virus corona besar pernah pecah lebih dari 20.000 tahun yang lalu.

Peristiwa tersebut telah meninggalkan jejak dalam genom manusia, yang kemudian tim dari Queensland University of Technology (QUT), University of Arizona, University of California San Francisco, dan University of Adelaide untuk menemukan bukti epidemi.

"Genom manusia modern berisi informasi evolusioner yang menelusuri kembali puluhan ribu tahun, seperti mempelajari cincin pohon memberi kita wawasan tentang kondisi yang dialaminya saat tumbuh," kata Kirill Alexandrov dari QUT dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi China Sebut Penyelidikan Asal-usul Covid-19 harus Beralih ke Amerika Serikat

Lalu, sebenarnya apa yang diungkapkan dari penelitian tersebut?

Para peneliti menggunakan data dari Proyek 1000 Genom, katalog umum variasi genetik manusia yang umum, dan melihat perubahan dalam gen manusia yang mengkode protein yang berinteraksi dengan SARS-CoV-2.

Mereka kemudian menggunakan model komputasi untuk mensintesis protein manusia dan SARS-CoV-2.

Baca Juga: Polemik Asal Usul Covid-19, Laboratorium Nasional AS Ungkap Dugaan yang Mencengangkan

Penelitian tersebut menemukan bahwa mekanisme yang digunakan virus corona untuk menyerang sel manusia, masih tetap sama seperti ribuan tahun yang lalu.

Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa sebelumnya nenek moyang orang-orang dari tempat yang sekarang disebut China, Jepang, Mongolia, Korea Utara, Korea Selatan, dan Taiwan mengalami epidemi penyakit akibat virus corona yang mirip dengan Covid-19.

Sebagai akibat dari epidemi, genom manusia mengalami perubahan yang mungkin menyebabkan tubuh mengembangkan kemampuan untuk melawan penyakit parah dari virus tersebut.

Baca Juga: China Tak Serahkan Data Soal Asal Usul Covid-19, WHO: Kami Tak Bisa Memaksa

Studi ini membantu mendapatkan pemahaman tentang bagaimana genom dari populasi manusia yang berbeda beradaptasi dengan virus yang baru-baru ini diakui sebagai pendorong signifikan evolusi manusia.

Kemudian penelitian ini juga dapat membantu mengidentifikasi virus yang telah menyebabkan epidemi di masa lalu.

Selain itu, para peneliti juga mengatakan bahwa dengan adanya penelitian ini memungkinkan mereka untuk menyusun daftar virus yang berpotensi berbahaya.

Baca Juga: Media Inggris Ungkap Asal-usul Covid-19, Dugaan Donald Trump Soal Senjata Biologis China Seperti Benar

Kemudian mereka juga akan mengembangkan diagnosa vaksin dan obat-obatan jika virus corona muncul kembali.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: The Print


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x