China Diprediksi Gantikan Amerika Serikat Sebagai Negara Adidaya, Begini Tanggapan Pakar HI

- 29 Juni 2021, 09:20 WIB
China diprediksi akan menggantikan Amerika Serikat sebagai negara adidaya.
China diprediksi akan menggantikan Amerika Serikat sebagai negara adidaya. /Reuters/Thomas Peter

PR BEKASI – Selama pandemi Covid-19 menghantam dunia, perekonomian global terus tergerus sebagai dampak tidak berjalannya roda ekonomi, terkecuali China.

Diketahui sejak pandemi Covid-19 merebak, ekonomi China malah mengalami pertumbuhan positif sebesar 3 persen disaat ekonomi global minus 4 persen.

Karena hal tersebut, China diprediksi akan menjadi negara adidaya menggantikan Amerika Serikat yang saat ini dianggap masih sangat kuat.

Baca Juga: China Kembali Jadi Sorotan, Bendungan PLTA Terbesar Kedua di Dunia Mulai Dioperasikan

Pakar Hubungan Internasional Universitas Airlangga (UNAIR), Agastya Wardhana memberikan tanggapannya.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu faktor paling penting yang berkontribusi pada kekuatan sebuah negara. Makin kuat ekonominya, semakin banyak yang bisa dilakukan sebuah negara untuk memperkuat kekuatan nasionalnya.

"Ini menunjukkan seberapa kuat ekonomi China sesungguhnya. China kuat dalam mengorganisir perekonomiannya, sehingga saat krisis, bisa bangkit dari keterpurukan," jelas Agastya dalam webinar BEM Unair, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari laman Unair pada Selasa, 29 Juni 2021.

Baca Juga: Singa Peliharaan Milik Pria China Disita Kepolisian Kamboja, Terungkap karena Pemilik Pamer di TikTok

Dirinya menambahkan, karena potensi tersebut, International Monetary Fund (IMF) memprediksikan bahwa kekuatan ekonomi China akan mengalahkan kekuatan ekonomi Amerika Serikat pada 2026 atau 2028.

Salah satu kapabilitas kuantitatif China, kata Agastya, yang turut memengaruhi potensinya yaitu populasi penduduk China merupakan yang terbesar di dunia.

Di samping itu, menurutnya, China juga merupakan negara penerima investasi terbesar di dunia dan penyedia investasi terbesar ketiga di dunia. "Dan masih banyak lagi kapabilitas kuantitatif China lainnya," jelas Agastya.

Baca Juga: Ikatan Cinta 29 Juni 2021: Aldebaran Keceplosan soal Pelaku Pembunuhan Roy, Papa Surya Syok hingga Jatuh Sakit

Karena hal tersebut, potensi hegemoni China terhadap negara-negara lain terlihat dari bagaimana China tidak terkalahkan dalam berbagai bidang.

Di sisi lain,  China's 2019 National Defense Paper menyatakan bahwa negara tersebut tidak ingin menjadi sebuah hegemoni dan ancaman bagi negara-negara lain.

Agastya menggarisbawahi, Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan G20 mengatakan bahwa negaranya ingin berkontribusi dalam perdamaian dunia . G20 merupakan pertemuan kekuatan perekonomian terbesar di dunia.

Baca Juga: Ditentang Aktivis, Warga China Tetap Adakan Festival Daging Anjing Selama 10 Hari

Kemudian, pidato Xi Jinping pada 2021 World Economic Forum menegaskan bahwa China meminta negara-negara di dunia untuk menyelamatkan manusianya dari ancaman krisis yang sedang berlangsung dan menyelesaikan pelbagai permasalahan.

"Narasi ini susah dimengerti, tapi ingat niatnya, apa yang mereka inginkan. Menurut Xi Jinping, China ingin berkontribusi pada perkembangan di dunia, meningkatkan kedamaian global, dan lain-lain. Terlepas dari berbagai kritik dan saran yang muncul terkait narasinya, inilah yang mereka (China) mau," katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Unair


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x