Prof. Andrea Sella dari University College London mengatakan bahwa penemuan tersebut tidak mengejutkan.
“Jika seseorang dengan sengaja merusak protokol maka tentu saja Anda akan mendapatkan hasil yang tidak baik. Tetapi saya akan menambahkan bahwa itu bukan 'positif palsu' dalam arti sebenarnya. Karena positif palsu adalah yang terjadi terlepas dari kepatuhan terhadap protokol,” kata Andrea.
Baru-baru ini, fenomena ini juga telah tersebar di Tik Tok dengan video orang-orang yang mencoba berbagai cairan untuk membuat hasil tes 'positif palsu'.
Menurut surat kabar, ada lebih dari 6,5 juta video cara untuk memalsukan tes positif Covid-19 yang diunggah ke platform media sosial dengan istilah pencarian #fakecovidtest.
Baca Juga: Sempat Didiagnosa Demam Berdarah, Bupati Bekasi Dikabarkan Positif Covid-19
Jon Deeks selaku profesor biostatistika di University of Birmingham, mengkritik praktik tersebut.
“Itu adalah hal yang cukup egois untuk dilakukan. Ada cara yang tidak terlalu berbahaya untuk memalsukan hari libur sekolah,” katanya.
Bagaimana pun juga, dengan memalsukan tes aliran lateral positif dapat menimbulkan kekhawatiran.
Siapa pun jika mendapatkan hasil tes positif selanjutnya harus mengambil tes lebih lanjut seperti tes PCR yang akurat untuk mengonfirmasi infeksi.
Baca Juga: Artis Inisial 'N' Ngotot Pemotretan Meski Positif Covid-19, Warganet Seret Nama Natasha Wilona