Namun, Tedros juga mengatakan bahwa sudah terlalu banyak negara di seluruh dunia yang mengalami lonjakan tajam dalam kasus Covid-19 dan rawat inap.
Karena dampak dari varian baru virus Delta yang bergerak cepat dan 'ketidaksetaraan yang mengejutkan' dalam akses global kepada vaksinasi.
Baca Juga: WHO Temukan Masalah pada Pabrik Produksi Vaksin Covid-19 Sputnik V di Rusia
Hal ini menyebabkan kekurangan oksigen akut, perawatan, dan mendorong gelombang kematian di beberapa bagian Afrika, Asia dan Amerika Latin.
"Nasionalisme vaksin, di mana segelintir negara telah mengambil bagian terbesar, secara moral tidak dapat dipertahankan," ujar Tedros.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa pada tahap pandemi Covid-19, terdapat fakta bahwa jutaan petugas kesehatan dan perawatan masih belum divaksinasi adalah hal yang menjijikkan.
Baca Juga: WHO Peringatkan Gelombang Varian Delta Akan Sapu Benua Eropa
Tedros mengatakan bahwa varian saat ini telah melampaui vaksin karena distribusi dosis yang tersedia tidak merata.
"Dari sudut pandang moral, epidemiologis atau ekonomi, sekaranglah saatnya bagi dunia untuk bersama-sama mengatasi pandemi ini secara kolektif," ujarnya.
Menurutnya, hal ini juga akan menjadi ancaman untuk pemulihan ekonomi global dari krisis Covid-19.***