Jadi Pengamat di Uni Afrika, Israel Akan Perangi Teroris dan Kurangi Penyebaran Covid-19

- 25 Juli 2021, 12:43 WIB
Yair Lapid. Israel telah resmi bergabung kembali dengan Uni Afrika (AU) sebagai anggota pengamat.
Yair Lapid. Israel telah resmi bergabung kembali dengan Uni Afrika (AU) sebagai anggota pengamat. /Reuters/Ronen Zvulun

PR BEKASI - Israel telah resmi bergabung kembali dengan Uni Afrika (AU) sebagai anggota pengamat, dengan tujuan untuk memerangi teroris dan mengurangi penyebaran Covid-19.

Laporan tersebut diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Israel pada Kamis, 22 Juli 2021.

Uni Afrika merupakan serikat politik, ekonomi dan diplomatik utama negara-negara di Afrika.

Uni Afrika didirikan pada 2002 sebagai pengganti Organisasi Persatuan Afrika (OAU).

Baca Juga: Pilih Mundur dari Olimpiade Tokyo 2020 Ketimbang Lawan Israel, IJF Selidiki Kasus Judoka Aljazair

Israel, sebelumnya yang pernah menjadi anggota pengamat di  Organisasi Persatuan Afrika hingga pembubarannya pada 2002.

Telah kehilangan statusnya di Uni Afrika yang baru dibentuk menyusul tekanan dari mantan diktator Libya Muammar Gaddafi.

Pada 2016, The Jerusalem Post melaporkan bahwa Israel berusaha untuk mendapatkan kembali menjadi status pengamat di Uni Afrika, karena Otoritas Palestina diberikan status tersebut pada 2013.

Namun, akhirnya Duta Besar untuk Ethiopia, Aleleign Admasu menyerahkan surat kepercayaannya sebagai pengamat ke Uni Afrika kepada Ketua Félix Tshisekedi.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Atlet Judo Aljazair Putuskan Mundur, Tak Sudi Bertemu Atlet Israel

"Ini adalah hari perayaan untuk hubungan Israel-Afrika," kata Yair Lapid selaku Menteri Luar Negeri, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Jerusalem Post, Minggu, 25 Juli 2021. 

"Pencapaian diplomatik ini merupakan langkah maju dalam meningkatkan hubungan luar negeri Israel dengan benua itu, setelah dua dekade anomali," Lapid.

Israel telah mengadakan hubungan formal dengan 46 negara Afrika dan semuanya adalah anggota Uni Afrika. 

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan diperbarui dengan Guinea dan Chad, yang memutuskan hubungan diplomatik mereka dengan Israel masing-masing pada 1967 dan 1972.

Baca Juga: Guru di Israel Dinilai Telah Meresahkan, Lakukan Pelanggaran Seksual terhadap Siswanya di TikTok

Sementara dengan Chad mempertimbangkan untuk membuka kedutaan di Yerusalem.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Israel mengklaim pembentukan kembali hubungan antara Israel dan Uni Afrika akan membantu kedua belah pihak dalam memerangi ancaman teroris di seluruh benua.

Serta bekerja sama dalam mengurangi penyebaran Covid-19 yang juga sedang melanda dunia.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: jpost


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah