Mahasiswa Belanda Terinspirasi dari Nelayan, Ciptakan Sepeda Motor Berbahan Bakar Gas Metana di Rawa-rawa

- 26 Juli 2021, 12:56 WIB
Gijs Schalkx, mahasiswa asal Belanda menciptakan sepeda motor dengan bahan bakar yang terbuat dari gas metana di rawa-rawa.
Gijs Schalkx, mahasiswa asal Belanda menciptakan sepeda motor dengan bahan bakar yang terbuat dari gas metana di rawa-rawa. /Facebook/ArtEZ University of the Arts


PR BEKASI - Seorang mahasiswa asal Belanda menciptakan sepeda motor dengan bahan bakar yang terbuat dari gas metana di rawa-rawa.

Gijs Schalkx selaku pencipta sepeda motor tersebut merupakan mahasiswa teknik di Belanda.

Dia memodifikasi sepeda motornya agar dapat berjalan menggunakan bahan metana yang dipanen dari rawa dan kolam pinggir jalan.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Oddity Center pada Senin, 26 Juli 2021, sepeda motor tersebut diberi nama Sloot Motor, sloot yang berarti 'parit' dalam bahasa Belanda.

Baca Juga: Ribuan Orang Tua di Belanda Tuntut TikTok Beri Uang Kompensasi, Anggap Berbahaya bagi Anak-Anak

Sepeda motor ini memiliki mesin sepeda motor Honda GX160 yang dimodifikasi, dengan lubang di kotak udara, di mana ia menerima metana.

Penemuan yang cerdas tersebut menggunakan balon yang berisi metana kemudian memasukkannya ke lubang yang berfungsi sebagai tangki bahan bakar.

Namun yang benar-benar membuat proyek Gijs istimewa adalah terdapat fakta bahwa ia secara manual memanen metana sendiri dari rawa dan kolam pinggir jalan.

Diketahui jika metana hanya bertahan selama 12 mil dengan kecepatan tertinggi 27 mph.

Baca Juga: Pusat Pengujian Covid-19 di Belanda Meledak, Polisi Sebut Ada Unsur Kesengajaan

Gijs Schalkx mengklaim bahwa dia mendapatkan ide untuk Sloot Motor-nya saat membaca tentang seorang nelayan yang diduga menggunakan metana yang dikumpulkan saat memancing untuk menggoreng telur.

Dia mengadaptasi konsep tersebut agar sesuai dengan kebutuhannya, yang juga melibatkan pembuatan alat untuk memanen metana, yang dia sebut stasiun plomp.

“Sebuah stasiun plomp terdiri dari alat pengumpul yang ditambatkan ke air, hanya dapat dijangkau oleh mereka yang membawa penyeberang,” kata Gijs Schalkx.

“Di sebelahnya ada pompa tekanan yang terkunci di lokasi untuk memindahkan bahan bakar ke wadah bahan bakar Anda,” katanya.

Baca Juga: Belanda: China Telah Lakukan Tindakan Genosida terhadap Muslim Uighur

Sementara Motor Sloot tidak dapat disangkal cerdik, karena hal itu tidak dibangun sebagai alternatif serius untuk mesin pembakaran listrik atau internal.

Kecepatannya juga yang relatif rendah dan efisiensi bahan bakar yang mengecewakan menjadikannya alternatif yang buruk, belum lagi pekerjaan yang diperlukan untuk benar-benar memanen bahan bakar.

Sebaliknya, Gijs Schalkx berharap itu akan membuat orang mempertimbangkan kembali dihubungkan dengan teknologi.

“Jika dunia yang kita tinggali ini adalah penyebab kehancuran global, ekstraksi sumber daya yang berlebihan, dan ketidaksetaraan di seluruh dunia, mengapa kita terus berpegang pada gagasan kemajuan melalui pertumbuhan ini?,” kata Schalkx bertanya secara retoris.

Baca Juga: Salon di Belanda Tawarkan Potong Rambut Virtual di Era Pandemi, Kok Bisa?

“Tujuan yang kami ikuti secara membabi buta tanpa memikirkan konsekuensinya dan mengandalkan teknologi untuk menyelamatkan kami,” ujar Schalkx.

“Mengemudikan mobil listrik tidak berarti Anda dibebaskan dari sirkuit oli yang dijalankan masyarakat kita. Membuang lebih banyak uang pada suatu masalah tidak akan menyelesaikannya, kitalah masalahnya dan kita harus berubah,” kata mahasiswa Belanda tersebut.

Sementara metana yang dipanen dari rawa mungkin merupakan bahan bakar yang sulit didapatkan di banyak bagian dunia.

Gijs Schalkx juga menunjukkan bahwa sangat mudah untuk menemukan kolam kecil atau parit yang akan berfungsi sebagai sumber bahan bakar di mana saja di Belanda.

Adapun butuh delapan jam waktu dalam memanen cukup metana rawa untuk perjalanan 20 km di Sloot Motor.

Ia juga mengklaim bahwa kerja kerasnya hanya memastikan bahwa itu akan menjadi 20 kilometer terbaik dalam hidup dan tak ternilai.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah