PR BEKASI – Rusia saat ini dikabarkan sedang membangun dua pesawat baru yang dijuluki sebagai “pesawat anti-kiamat”.
Menurut laporan RIA Novosti yang merupakan kantor berita milik Rusia, pesawat tersebut akan digunakan untuk mengevakuasi pejabat tinggi di Istana Kremlin seperti Presiden Vladimir Putin bilamana perang nuklir meletus.
Selain berguna untuk mengevakuasi para pejabat tinggi, pesawat tersebut juga akan berfungsi sebagai pos komando udara.
Diketahui, pengerjaan pesawat anti-kiamat tersebut mulai sudah dimulai pada Senin. 26 Juli 2021 di Voronezh, sebuah kota yang berjarak 321 mil di selatan Moskow.
Baca Juga: Angka Perceraian di Rusia Meningkat Drastis Sejak 7 Tahun hingga 2021, Kebanyakan Muslim Konservatif
“Pesawat-pesawat itu akan digunakan untuk mengevakuasi pemimpin senior Rusia dan mengkoordinasikan pasukan jika terjadi penghancuran infrastruktur darat dan satelit,” kata RIA Novosti, dikutip Pikirarakyat-Bekasi.com dari Express pada Selasa, 27 Juli 2021.
Pesawat tersebut dinamai “pesawat anti-kiamat” dikarenakan memiliki kemampuan untuk menahan ledakan nuklir bilamana perang nuklir meletus.
Nantinya, sistem operasional pesawat tersebut akan dihubungkan dengan teknologi sehingga mereka dapat mengelola pertahanan nuklir Rusia.
Pengelolaan pertahanan nuklir tersebut termasuk juga kapal selam, pembom strategis dan peluncur rudal yang berbasis hingga 3.700 mil jauhnya.
Kedua pesawat baru tersebut direncanakan akan menggantikan pesawat Il-80 yang selama ini bersiaga untuk mengamankan Vladimir Putin.
“Pesawat anti-kiamat ini tidak akan memiliki jendela sebagai upaya untuk melindungi para penumpang dari ledakan nuklir,” kata RIA Novosti.
Pesawat anti-kiamat pertama kali menjadi perbincangan di dunia internasional pada Desember tahun lalu.
Hal tersebut terjadi setelah setelah polisi Rusia memulai penyelidikan atas pembobolan di pusat komando nuklir rahasia dan pencurian salah satu peralatan pesawat.
Baca Juga: Miliki Toilet Emas di Rumahnya, Polisi Rusia Terlibat Skema Suap Biji-bijian Ilegal
Sementara insiden itu menimbulkan kekhawatiran atas keamanan, para ahli militer percaya pesawat itu menjadi sasaran pencuri biasa yang mengambil logam mulia, termasuk emas dan platinum.
Baru-baru ini, Vladimir Putin diketahui telah meluncurkan beberapa proyek militer baru negara pimpinannya tersebut
Baru minggu lalu, Istana Kremlin meluncurkan jet senilai 30 juta dolar AS atau senilai Rp434 miliar yang dapat terbang dua kali lebih cepat dari kecepatan suara.
Meskipun demikian, pengumuman pesawat anti-kiamat tampaknya mengikuti Angkatan Udara AS merilis rekaman jet tahan nuklir mereka sendiri.
Baca Juga: Rusia Siap Kirim Jet Tempur Sukhoi Su-30 ke Myanmar Dukung Kesepakatan Senjata
Hanya beberapa jam sebelum laporan di RIA Novosti, juru bicara Pentagon men-tweet video E4-B Nightwatch sedang diisi bahan bakar di tengah penerbangan.
Hubungan antara Gedung Putih dan Istana Kremlin dikatakan berada pada titik terendah sejak Perang Dingin.
Namun, masing-masing presiden dua negara tersebut baik Joe Biden maupun Vladimir Putin setuju untuk melanjutkan pembicaraan untuk mengurangi risiko meletusnya perang nuklir pada pertemuan puncak bulan lalu.
Pada Rabu, 28 Juli 2021 besok, pejabat tinggi dari AS dan Rusia direncanakan akan bertemu di Jenewa, Swiss untuk membahas perlombaan senjata lebih lanjut.***