Warga Desa China Buat Terowongan di Puncak Tebing Guoliang, Demi Bisa Melihat Dunia Luar

- 28 Juli 2021, 14:12 WIB
Warga desa di china nekat membuat terowongan di Puncak Tebing Guoling dengan tujuan demi bisa melihat dunia luar.
Warga desa di china nekat membuat terowongan di Puncak Tebing Guoling dengan tujuan demi bisa melihat dunia luar. /Facebook/FASEL


PR BEKASI - Penduduk desa yang tinggal di puncak tebing Guoliang di provinsi Henan China, membuat terowongan sepanjang 1.2 km untuk menghubungkan rumah mereka dengan dunia luar.

Terowongan yang bernama Guoliang tersebut diukir dengan tangan menggunakan alat dasar seperti pahat dan palu.

Hingga akhirnya terowongan Guoliang tersebut masuk kedalam delapan keajaiban dunia.

Selama berabad-abad, warga desa Guoliang yang merupakan sebuah desa kecil Tiongkok telah bertengger di atas tebing di Pegunungan Taihang, dan hampir terputus dari dunia luar.

Baca Juga: China Dicurigai Kembali Bangun 110 Silo Rudal, AS Ketar-ketir

Satu-satunya jalan masuk dan keluar desa adalah 'Langit Langit', di mana terdapat 720 anak tangga yang diukir di pegunungan selama Dinasti Song (960-1279).

Hal ini membuat warga desa kesulitan untuk mendapatkan barang-barang yang masuk dan keluar dari desa.

Sehingga sebagian besar dari 300 atau lebih penduduk mempertimbangkan pindah untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan lebih mudah.

Namun, semuanya berubah pada 1972, ketika dewan desa memutuskan untuk membuat terowongan melalui pegunungan untuk akhirnya menghubungkan Guoliang ke dunia luar.

Baca Juga: Diduga Sedang Syuting Konten Video, Influencer China Tewas Terjatuh dari Crane

“Itu adalah kehidupan yang sulit. Komoditas dari dunia luar tidak dapat mencapai desa, dan produk pertanian segar kami tidak dapat diangkut ke tempat lain,” kata Song Baoqun selaku penduduk desa Guoliang, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Oddity Central pada Rabu, 28 Juli 2021.

“Kami harus membatasi berat babi hingga 50 atau 60 kg. Jika tidak, akan sulit untuk membawa mereka menuruni gunung,” katanya kepada media Xinhua.

Penduduk desa Guoliang berjuang secara ekonomi karena keterasingannya, tetapi tantangan terberat sejauh ini adalah membawa orang sakit ke rumah sakit dengan tepat waktu.

Jika ada yang jatuh sakit, delapan orang harus membawa tandu untuk menuruni gunung menggunakan Sky Ladder, kemudian menempuh perjalanan empat jam untuk sampai ke rumah sakit terdekat.

Baca Juga: Gagal Masuk Babak Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, Atlet Senapan Angin China Dibully Secara Online

Meskipun memiliki pengalaman atau pengetahuan teknik, 13 penduduk desa terkuat di Guoliang secara sukarela mulai bekerja di terowongan gunung tersebut.

Dengan hanya menggunakan alat-alat sederhana seperti pahat dan palu, mereka menurunkan diri di sisi Pegunungan Taihang menggunakan tali, dan mengukir batu inci demi inci.

Pada tahap yang paling sulit, terowongan berkembang dengan kecepatan satu meter setiap tiga hari, namu yang paling penting adalah warga desa tidak ada yang menyerah.

Saat terowongan mulai terbentuk, lebih banyak penduduk desa bergabung, dan dalam waktu lima tahun terowongan Guoliang setinggi 1.250 meter itu selesai.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Hadapi Pasangan China Nomor 1 Dunia, Praveen-Melati Mengaku Siap Tempur

Untuk pertama kalinya, desa terpencil Guoliang mendapatkan diakses dengan mobil, dan itu telah mengubah segalanya.

“Di masa lalu, penduduk desa yang lapar iri pada mereka yang tinggal di dataran. Sekarang tidak ada yang ingin meninggalkan desa puncak tebing ini. Kami merasa nyaman dengan rumah kami,” kata Shen Heshan selaku warga setempat.

Segera setelah terowongan ukiran tangan yang mengesankan selesai, Guoliang berubah dari desa kecil yang hampir tidak diketahui siapa pun, menjadi tujuan wisata yang ramai.

Guoliang yang terletak di 1.700 meter di atas permukaan laut, tebing tersebut menawarkan beberapa pemandangan alam yang menakjubkan, tetapi terowonganlah yang menarik sebagian besar pengunjung.

Baca Juga: Badai Pasir Mengerikan Sapu Bangunan dan Rumah di China, Efek Gurun Gobi

Media Xinhua melaporkan bahwa penjualan tiket masuk di Guoliang mencapai 120 juta yuan atau sekitar Rp246 miliar pada 2018.

Selain itu, penduduk setempat yang dulu berjuang untuk mengisi perut mereka, kini menjadi pemilik bisnis yang berinvestasi di hotel dan fasilitas lainnya untuk turis.

Itu semua karena 13 pria pemberani yang membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin.

Selain terowongan, Guoliang juga dikenal sebagai 'Koridor Panjang di Tebing', di mana terowongan Guoliang dianggap sebagai salah satu jalan paling berbahaya untuk dilalui, terutama karena sempit dan jalan nya yang berkelok-kelok.

Namun, pada kenyataannya terdapat sedikit risiko jika mengemudi di tepi gunung.

Terowongan Guoliang yang diukir dengan tangan mengingatkan pada proyek epik lainnya, yaitu pria Tiongkok yang menghabiskan 36 tahun menggali kanal air sepanjang 10 kilometer melalui tiga gunung, untuk membawa air ke desanya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah