“Saya akan mengatakan bahwa Indonesia membuat kemajuan secara perlahan,” kata analis senior Dedi Dinarto dari Program Indonesia S Rajaratnam School of International Studies.
Baca Juga: Media Asing Soroti 'Kebaikan' ARMY Indonesia, Inisiatif Gelar Acara Vaksinasi Covid-19 untuk Umum
Dia pun mencontohkan kesepakatan yang ditandatangani pemerintah Jokowi baru-baru ini untuk membeli delapan fregat dari Italia.
Tetapi dia tidak melihat negara itu mencapai tujuan Kekuatan Esensial Minimum seperti memiliki 12 kapal selam pada tahun 2024.
Salah satu batu sandungan adalah Undang-Undang yang mengharuskan setidaknya sebagian dari produksi barang-barang militer utama dilakukan secara lokal.
Industri pertahanan Indonesia saat ini tidak memiliki kecanggihan untuk mengambil beberapa pekerjaan produksi, kata Ridzwan.
Analis juga menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa pemerintah untuk meninjau kembali prioritas nasionalnya.
Meskipun anggaran pertahanan Indonesia telah meningkat lebih dari empat kali lipat sejak tahun 2000, namun masih kurang dari satu persen dari produk domestik brutonya.
Anggaran pertahanan di Timur Tengah mencapai empat hingga lima persen dari PDB dibandingkan, dikutip Ridzwan.