Khawatir dengan Banyaknya Pernyataan Anti-Yahudi, Emmanuel Macron Akan Boikot Konferensi PBB

- 14 Agustus 2021, 09:18 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali berulah, berencana memboikot konferensi PBB tentang perang melawan rasisme bulan depan yang berisi pernyataan anti-Yahudi pada edisi sebelumnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali berulah, berencana memboikot konferensi PBB tentang perang melawan rasisme bulan depan yang berisi pernyataan anti-Yahudi pada edisi sebelumnya. /REUTERS/Jean Bizimana/REUTERS

PR BEKASI - Presiden Prancis Emmanuel Macron, berencana memboikot konferensi PBB tentang perang melawan rasisme bulan depan.
 
Menurut pernyataan kantor kepresidenan Prancis pada Jumat, 13 Agustus 2021, rencana aksi boikot tersebut muncul atas kekhawatiran tentang pernyataan anti-Yahudi pada konferensi PBB edisi sebelumnya.
 
“Kami memutuskan tidak akan mengikuti konferensi PBB lanjutan tahun ini karena prihatin dengan pernyataan anti-Yahudi di Durban,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Sabtu, 14 Agustus 2021.

Baca Juga: Soroti Hukuman Penampar Emmanuel Macron, Arsul Sani: Asas Peradilan yang Cepat dan Murah

Tak sampai di situ, Emmanuel Macron juga mengaku khawatir dengan aksi rasisme yang semakin sering terjadi.
 
Dirinya menambahkan Prancis akan selalu berusaha untuk menghapus semua aksi rasisme sesuai prinsip PBB.
 
"Prancis akan terus berjuang melawan semua kekuatan rasisme dan akan mengawasi untuk memastikan bahwa konferensi lanjutan Durban diadakan sesuai dengan prinsip-prinsip pendirian PBB," katanya.
 
Emmanuel Macron juga telah berjanji untuk memerangi anti-Yahudi dalam segala bentuk apa pun sejak tahun lalu.

Baca Juga: Emmanuel Macron Ditampar Pria Tak Dikenal Saat Berjalan-jalan di Prancis Selatan 

"Kebangkitan anti-Yahudi yang tak tertahankan di Eropa kita harus Bersama-sama dilawan," katanya.
 
Prancis juga dalam beberapa hari terakhir menyatakan keprihatinan atas slogan-slogan anti-Yahudi pada protes terhadap pembatasan Covid-19.
 
Diketahui, konferensi PBB tersebut dijadwalkan untuk mempertemukan para pemimpin dunia di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada September 2021 mendatang.
 
Pertemuan tersebut merupakan lanjutan dari Konferensi Durban, yang diambil dari nama kota Afrika Selatan tempat edisi pertama diadakan pada tahun 2001.

Baca Juga: Israel Tuduh Media Pemerintah China Anti Yahudi, Menlu China: Cabut Blokade Jalur Gaza 

Tetapi formatnya telah menjadi kontroversi sejak awal, dengan kritik yang dipimpin oleh Israel menuduh bahwa edisi pertama di Durban telah ternoda oleh anti-Yahudi yang ganas dan tidak terselubung.
 
Beberapa negara, termasuk Prancis, juga memboikot pertemuan lanjutan pada 2009 dan 2011.
 
Kanada, Israel, Inggris, Amerika Serikat dan banyak negara Eropa telah mengumumkan mereka memboikot pertemuan tahun ini.
 
Konferensi Durban pertama, dari 31 Agustus hingga 8 September 2001, ditandai dengan perpecahan mendalam tentang isu-isu anti-Semitisme, kolonialisme, dan perbudakan.

Baca Juga: Israel Menuduh Media Pemerintah China Terang-terangan Bersikap Anti-Yahudi

Negara-negara Barat percaya bahwa kritik terhadap Israel dan pendudukannya atas wilayah Palestina sering mengarah ke anti-Yahudi terbuka.
 
Amerika Serikat dan Israel keluar dari konferensi sebagai protes terhadap nada pertemuan, termasuk atas rencana untuk memasukkan kecaman terhadap Zionisme dalam teks akhir.
 
Pada konferensi 2009, pidato Presiden Iran saat itu, Mahmoud Ahmadinejad yang menyerang Israel memicu pemogokan sementara oleh banyak delegasi Eropa.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x