PR BEKASI – Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon membagikan kenangannya dengan mantan Presiden Republik Afghanistan, Ashraf Ghani di akun Twitter pribadinya setelah Taliban berhasil menguasai ibu kota Kabul.
Dalam unggahan Fadli Zon tersebut, terlihat dirinya bersama Ashraf Ghani sedang berfoto bersama dalam sebuah acara di London, Inggris pada 2016 lalu.
“Kenangan bersama Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam sebuah konferensi di London tahun 2016,” tulis Fadli Zon, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan akun Twitter @fadlizon, Senin, 16 Agustus 2021.
Dirinya juga menambahkan bahwa saat ini Ashraf Ghani telah meninggalkan Afghanistan untuk menyelamatkan diri ke luar negeri dari kepungan Taliban.
“Dikabarkan Presiden Ghani telah meninggalkan Kabul karena kota itu sudah dikepung Taliban,” kata Fadli Zon.
Seperti diketahui, Presiden Ashraf Ghani telah melarikan diri dari Afghanistan bersama beberapa anggota kabinetnya setelah ibu kota Kabul berhasil dikuasai oleh Taliban pada Minggu, 16 Agustus 2021.
Berbagai media menyebutkan bahwa Ashraf Ghani memilih melarikan diri ke Tajikistan atau Uzbekistan yang berbatasan langsung dengan Afghanistan di sebelah utara.
Presiden yang memimpin Afghanistan selama dua periode tersebut mengaku meninggalkan Afghanistan untuk menghindari pertumpahan darah.
“Untuk menghindari pertumpahan darah di antara warga Afghanistan, saya lebih baik pergi dari negara ini,” katanya dalam sebuah pernyataan terbaru setelah meninggalkan Afghanistan.
Dirinya juga menambahkan, dengan keberhasilan Taliban menduduki Kabul maka seluruh kendali Afghanistan saat ini telah diambil alih oleh kelompok tersebut.
“Taliban telah meraih kemenangan dengan pedang dan senjata, dan mereka bertanggung jawab untuk melindungi kehormatan, kemakmuran, dan harga diri rekan-rekan kita,” katanya.
Sementara itu, pejabat tinggi Taliban mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membuat pemerintahan transisi menyusul keberhasilan mereka merebut kekuasaan di seluruh Afghanistan.
Tak hanya itu, Taliban juga berencana akan melakukan program amnesti untuk mengampuni orang-orang yang berada di pihak yang didukung negara barat.
“Mereka yang bekerja dengan pemerintah dan militer yang didukung Barat akan ditawari amnesti,” kata seorang juru bicara Taliban.
Dengan keberhasilan Taliban dalam merebut seluruh wilayah Afghanistan, maka secara otomatis Republik Islam Afghanistan yang telah berdiri sejak 2001 lalu dipastikan tamat riwayatnya.