Taliban Berhasil Kuasai Ibu Kota Kabul setelah Presiden Kabur, Riwayat Republik Islam Afghanistan Tamat

- 16 Agustus 2021, 07:44 WIB
Taliban menduduki istana presiden Afghanistan setelah berhasil merebut ibu kota Kabul pada Senin, 16 Agustus 2021 beberapa jam setelah presiden Ashraf Ghani melarikan diri ke luar negeri.
Taliban menduduki istana presiden Afghanistan setelah berhasil merebut ibu kota Kabul pada Senin, 16 Agustus 2021 beberapa jam setelah presiden Ashraf Ghani melarikan diri ke luar negeri. /Al Jazeera

PR BEKASI – Taliban dilaporkan telah berhasil merebut ibu kota Kabul dari pasukan pemerintah Afghanistan pada Senin, 16 Agustus 2021 setelah 20 tahun digulingkan dalam invasi militer pimpinan Amerika Serikat (AS).
 
Kejadian tersebut diketahui terjadi tak beberapa lama setelah presiden Afghanistan, Ashraf Ghani yang didukung negara barat meninggalkan Afghanistan untuk menyelamatkan diri alias kabur.
 
Selain berhasil merebut Kabul, Taliban juga diketahui berhasil menduduki istana presiden Afghanistan.

Baca Juga: Tembak Manajer Radio dan dan Culik Seorang Jurnalis, Aksi Taliban di Afghanistan Semakin Menjadi-jadi

Hal tersebut diketahui dari sebuah video liputan milik Al Jazeera yang beredar luas di berbagai media sosial.
 
Dalam video yang viral tersebut, para anggota Taliban terlihat sedang berada di dalam istana presiden Afghanistan sembari membawa senjata api.
 
Tak hanya itu, beberapa anggota Taliban lainnya tampak menikmati berbagai fasilitas yang ada di istana presiden tersebut.
 
Setelah berhasil merebut Kabul, Taliban juga menuntut untuk memegang kekuasaan penuh atas Afghanistan.

Baca Juga: Musni Umar Dituduh Dukung Taliban, Netizen: Ayo Angkat Koper, Kamu Cocok Tinggal di Afghanistan

Pejabat tinggi Taliban mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membuat pemerintahan transisi menyusul keberhasilan mereka merebut kekuasaan di seluruh Afghanistan.
 
Tak hanya itu, Taliban juga berencana akan melakukan program amnesti untuk mengampuni orang-orang yang berada di pihak yang didukung negara barat.
 
“Mereka yang bekerja dengan pemerintah dan militer yang didukung Barat akan ditawari amnesti,” kata seorang juru bicara Taliban, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.
 
Dengan keberhasilan Taliban dalam merebut seluruh Afghanistan, maka secara otomatis Republik Islam Afghanistan telah dipastikan tamat riwayatnya.

Baca Juga: Antisipasi Serangan Taliban, AS dan Inggris Kirim Ribuan Tentara Evakuasi Staf Kedubes di Afghanistan 

Dengan runtuhnya Republik Islam Afghanistan, Taliban kemungkinan besar akan membangun negara Afghanistan baru yang berbentuk kekhilafahan.
 
Sementara itu, keputusan presiden Ashraf Ghani untuk melarikan diri ke luar negeri mendapat kecaman keras dari seluruh warga Afghanistan.
 
Kepergian Ashraf Ghani dari negara itu telah membuat banyak orang di negara itu merasa marah dan bingung.
 
Diketahui, Ashraf Ghani dilaporkan melarikan diri menuju ke Tajikistan bersama beberapa anggota kabinetnya.

Baca Juga: Video Viral! Jemaah Salat Idul Adha di Afghanistan Dihujani Roket 

Informasi tersebut disampaikan oleh ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Abdullah Abdullah di Facebook.
 
“Mantan Presiden Afghanistan telah meninggalkan Afghanistan. Dia telah meninggalkan negara di negara bagian ini. Untuk itu Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya,” katanya.
 
Asfandyar Mir, seorang ahli di institut perdamaian Amerika Serikat mengatakan Ashraf Ghani memiliki alasan untuk khawatir bahwa hidupnya dalam bahaya ketika pasukan Taliban mendekati Kabul.
 
“Presiden Ashraf Ghani memiliki alasan nyata untuk takut bahwa hidupnya berada di bawah ancaman,” katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x