Taliban Taklukan Istana Presiden Afghanistan, Profesor Monash Australia Bandingkan Kudeta pada Masa Orde Baru

- 16 Agustus 2021, 14:50 WIB
Ariel Heryanto menyoroti kabar keberhasilan anggota Taliban duduki Istana Presiden Afghanistan (kiri).
Ariel Heryanto menyoroti kabar keberhasilan anggota Taliban duduki Istana Presiden Afghanistan (kiri). /Foto kolase dari Al Jazeera dan Twitter @ariel_heryanto

PR BEKASI – Profesor Emeritus dari Universitas Monash Australia, Ariel Heryanto menyoroti kabar terbaru soal Taliban.

Taliban dilaporkan berhasil merebut ibukota Afghanistan, Kabul dari pasukan pemerintah pada Senin, 16 Agustus 2021.

Didudukinya ibu kota Kabul oleh Taliban, diketahui terjadi selang presiden Afghanistan, Ashraf Ghani yang didukung negara barat kabur dari Afghanistan.

Baca Juga: Siapa Taliban Sebenarnya? Mengenal Kelompok Pemberontak yang Ingin Ambil Alih Afghanistan

Selain menduduki Kabul, Taliban juga diketahui berhasil menduduki Istana Presiden Afghanistan.

Kabar keberhasilan pendudukan Istana Presiden Afghanistan tersebar di media sosial lewat sebuah video liputan milik Al Jazeera.

Dalam video tersebut, terlihat para anggota Taliban tengah berada di dalam Istana Presiden Afghanistan sambil membawa senjata api.

Baca Juga: Fadli Zon Bagikan Momen Berdua Bersama Presiden yang Kabur Saat Taliban Kuasai Afghanistan

Selain itu, sejumlah anggota Taliban lainnya terlihat menikmati berbagai fasilitas yang ada di Istana Presiden Afghanistan.

Terkait hal tersebut, Ariel Heryanto menyampaikan bahwa Taliban berhasil merebut kekuasan Afghanistan dalam waktu singkat.

Selain itu, Taliban pun berhasil merebut kekuasan Afghanistan tanya banjir darah.

Baca Juga: Taliban Nyatakan Perang di Afghanistan Telah Berakhir, Serukan Perdamaian dengan Masyarakat Internasional

Hal tersebut disampaikan Ariel Heryanto melalui cuitan di akun Twitternya.

Taliban yang kekejamannya terkenal sejagad berhasil mengambil-alih kekuasaan negara di Afganistan dalam waktu singkat tanpa banjir darah,” kata Ariel Heryanto sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @ariel_heryanto, Senin, 16 Agustus 2021.

Lantas Ariel Heryanto membandingkan pengambilalihan kursi kekuasaan di Indonesia pada masa orde baru.

Baca Juga: Ibu Kota Kabul Jatuh ke Tangan Taliban, Diplomat Asing di Afghanistan Panik dan ketakutan

Penggulingan kekuasaan di orde baru itu kelak menciptakan tau diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

“Beda dari Orde Baru yang menciptakan Hari Kesaktian Pancasila untuk menggulingkan kekuasaan tokoh utama perumus Pancasila,” ucap Ariel Heryanto.

Sebagai informasi, Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tahunnya pada 1 Oktober.

Baca Juga: Tembak Manajer Radio dan dan Culik Seorang Jurnalis, Aksi Taliban di Afghanistan Semakin Menjadi-jadi

Hari Kesaktian Pancasila merupakan hari nasional dan diperingati setelah Peristiwa Gerakan 30 September atau yang lebih dikenal sebagai G30S.

Saat itu, otoritas militer dan kelompok terbesar menyebarkan kabar, insiden G30S merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.

Pemerintah Orde Baru lantas menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September/G30S dan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter @ariel_heryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x