Taliban Berkuasa, Juara Karate Resah Karier Atlet Perempuan di Afghanistan Tamat

- 21 Agustus 2021, 21:40 WIB
Juara karate asal Afghanistan ini khawatir berkuasanya kelompok militan Taliban akan menjadi akhir bagi para atlet wanita di negaranya.
Juara karate asal Afghanistan ini khawatir berkuasanya kelompok militan Taliban akan menjadi akhir bagi para atlet wanita di negaranya. /Reuters

PR BEKASI - Juara karate wanita Afghanistan khawatir dengan kekuasaan kelompok militan Taliban akan menjadi akhir bagi atlet wanita di negaranya.

Meena Asadi merupakan atlet wanita yang pernah mewakili Afghanistan di Pesta Olahraga Asia Selatan 2010. Selain itu, dia juga menjalankan klub pertarungan karate di Kabul.

Namun, dia sekarang percaya, kembalinya Taliban yang memerintah negara itu dari tahun 1996 hingga 2001, telah mengakhiri peluang kemajuan lebih lanjut bagi para atlet wanita di Afghanistan.

Baca Juga: Tampil dengan Outfit Trendy, Generasi Milenial Taliban Afghanistan Akui Adopsi Cara Berpakaian Barat

"Saya merasa sengsara. Saya kehilangan harapan dan orang-orang di negara saya juga kehilangan harapan," tutur dia.

Meena Asadi meninggalkan Afghanistan ketika dia berusia sepuluh tahun dan pindah ke Pakistan, di mana dia mulai berlatih karate.

Tetapi setelah kesuksesannya di Asian Games Selatan, dia kembali ke tanah airnya pada tahun 2011 dan memulai klub pertarungannya sendiri di Kabul, sesuatu yang tidak terpikirkan di bawah rezim Taliban sebelumnya yang digulingkan setelah invasi pimpinan NATO pada tahun 2001.

Baca Juga: Pemerintah Berhasil Jemput Puluhan WNI yang Terjebak di Afghanistan, Guru Besar UI: Ini Tanggung Jawab Negara

Tetapi setelah kekerasan dan ketidakstabilan meningkat di ibu kota, dia memutuskan untuk pergi untuk kedua kalinya dan mencari perlindungan di Indonesia, di mana dia masih tinggal sampai sekarang.

Banyak dari mereka yang datang ke klub karate yang dipimpinnya di Cisarua, Bogor yang juga merupakan pengungsi dari Afghanistan.

Dan dengan Taliban kembali berkuasa, wanita yang berusia 28 tahun ini mengatakan dia khawatir semua pencapaian yang dibuat dalam 20 tahun terakhir akan tersapu bersih.

Baca Juga: Buka Suara Terkait Konflik Dd Afghanistan, Joe Biden: Jadi Evakuasi Tercepat dalam Sejarah Bagi AS

"Semua prestasi dan nilai-nilai dihancurkan, dan ini akan menjadi momen kelam bagi masyarakat, terutama bagi perempuan dan anak perempuan," tutur dia.

Ketika kelompok Islam terakhir memerintah Afghanistan, mereka secara brutal menerapkan interpretasi fundamentalis mereka tentang Islam, memaksa perempuan untuk menutupi wajah mereka, melarang mereka bekerja bahkan untuk meninggalkan rumah didampingi kerabat laki-lakinya, dan melarang anak perempuan pergi ke sekolah.

"Semuanya sudah selesai untuk atlet putri. Mereka adalah partai ekstremis, dan mereka tidak percaya pada hak asasi manusia atau hak perempuan," ungkapnya.

Baca Juga: Jurnalis Perempuan AS Ditodong Senapan AK-47 oleh Taliban saat Liputan di Afghanistan

Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Independent, beberapa juru bicara Taliban bersikeras bahwa kelompok itu telah berubah dan tidak memiliki rencana untuk membatalkan hak-hak perempuan di Afghanistan.

Tapi Meena Asadi skeptis janji-janji ini akan berarti apa-apa dan beberapa laporan telah mengklaim perempuan di kota-kota baru-baru ini ditangkap oleh militan telah dipaksa untuk melepaskan pekerjaan mereka.

"Mereka tidak akan pernah berubah... mereka adalah Taliban yang sama," katanya dengan sedih.

Baca Juga: Gunakan Pesawat TNI AU, 26 WNI Berhasil Dievakuasi dari Afghanistan

Pekan ini, mimpi atlet taekwondo Zakia Khudadadi hancur menjadi atlet wanita pertama Afghanistan di Paralympic Games karena kekacauan di Kabul.

Mantan kapten tim sepak bola wanita Afghanistan telah mendesak semua olahragawan terkenal yang masih berada di negara itu untuk menghapus akun media sosial mereka dan membakar seragam mereka.

Berbicara dari Kopenhagen, Khalida Popal mengatakan demi keselamatan mereka sendiri, atlet wanita harus menghapus nama dan foto mereka dari media sosial.

Baca Juga: Gunakan Pesawat TNI AU, 26 WNI Berhasil Dievakuasi dari Afghanistan

"Bahkan saya menyuruh mereka untuk membakar atau menyingkirkan seragam tim nasional Anda," katanya kepada Reuters.

"Dan itu menyakitkan bagi saya, bagi seseorang sebagai aktivis yang berdiri dan melakukan segala kemungkinan untuk mencapai dan mendapatkan identitas itu sebagai pemain tim nasional wanita. Untuk mendapatkan lencana itu di dada, memiliki hak untuk bermain dan mewakili negara kami, betapa kami bangga".***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x